Friday 13 November 2015

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN RIDWAN KAMIL TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PENATAAN RUANG KOTA BANDUNG




DISUSUN OLEH:
1.      Dini Irma Linda 170410130003
2.      Novia Ainingtyas 170410130015
3.      Wiji Astuti 170410130021
4.      Ai Sugianti 170410130033
5.      Elis Susmiati 170410130055


ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG
Sejak pelantikan Ridwan Kamil pada 16 September 2013 sebagai Walikota Bandung periode 2013-2018, Bandung banyak berubah dalam segi tata ruangnya. Dengan berlatar belakang pendidikan S-1 Arsitektur ITB dan lulus S2 Perencanaan Kota dari University of California, Berkeley, Ridwan Kamil selalu membuat inovasi dalam penataan ruang Kota Bandung. Terbukti bahwa perkembangan penataan tata ruang di Kota Bandung cukup pesat di bawah kepemimpinan beliau. Banyak perubahan dari progress program pembangunan yang secara fisik terlihat, seperti dalam hal lalu lintas, tata kota pertamanan, fasilitas sosial dan umum jauh lebih baik. Hingga menata alun-alun sehingga Indonesia mendapat apresiasi dari nasional dan internasional saat mampu melaksanakan Konferensi Asia Afrika. Perubahan tersebut tidak terlepas dari peran Ridwan Kamil dalam memimpin daerah. Gaya kepemimpinan Ridwan Kamil yang gemar blusukan serta melahirkan inovasi baru merupakan modal kuat Kota Bandung untuk mendapat nilai terbaik.
Dengan gaya kepemimpinannya yang dekat dengan masyarakat, dari total kurang lebih 3,6 juta penduduk Kota Bandung, Ridwan Kamil mengkolaborasikan dan menanamkan rasa memiliki terhadap Kota Bandung untuk merealisasikan visi dan misinya dalam menciptakan kenyamanan, unggul dari berbagai segi dan mensejahterakan masyarakat serta misi untuk melakukan penataan ruang, tata kelola pemerintah yang transparan, membangun masyarakat mandiri dan membangun perekonomian yang kokoh sehingga optimisme Ridwan Kamil untuk membangun Bandung Juara dapat benar-benar terwujud.
Kepemimpinan Ridwan Kamil menjadi contoh bagi kota-kota lainnya di Indonesia dengan segudang kelebihan yang ada di Kota Bandung. Dimana Ridwan Kamil membawa harapan baru dengan memikirkan pembangunan dan penataan serta memperbaiki sistem di Kota Bandung untuk merealisasikan konsep smart city yang dikejar selama 5 tahun ke depan yang sifatnya baik untuk kenyamanan masyarakat Kota Bandung sendiri.


II.2 RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana gaya kepemimpinan Ridwan Kamil?
2.      Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan Ridwan Kamil terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam upaya penataan ruang Kota Bandung?























BAB II
TINJAUAN LITERATUR
II.1 KEPEMIMPINAN
Berikut beberapa pengertian kepemimpinan menurut para ahli :
1.      George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2.      Dr. Thomas Gordon  “ Group Centered Leadership”. A way of releasing creative power of groups.
Kepemimpinan dapat dikonsepsualisasikan sebagai suatu interaksi antara seseorang dengan suatu kelompok, tepatnya antara seorang dengan anggota-anggota kelompok setiap peserta didalam interaksi memainkan peranan dan dengan cara-cara tertentu peranan itu harus dipilah-pilahkan dari suatu dengan yang lain. Dasar pemilihan merupakan soal pengaruh, pemimpin mempengaruhi dan orang lain dipengaruhi.
3.      Kartini Kartono (1994 : 48)
Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan-peralatan yang khusus. Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi dari situasi khusus.
4.      Harold Koontz (1989) 
Kepemimpinan pengaruh, seni,atau proses mempengaruhi orang-orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusiasme.
5.      H. Kootz & O’ Donnel “ Principles of Management”
Kepemimpinan adalah kegiatan mempersuasi orang-orang untuk bekerjasama dalam pencapaian suatu tujuan bersama.
6.      H. Gerth & C.W. Mills “Character and Social Structure”
Kepemimpinan dalam arti luas adalah suatu hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin dalam mana pemimpin lebih banyak mempengaruhi dari pada dipengaruhi; disebabkan karena pemimpin menghendaki yang dipimpin berbuat seperti dia dan tidak berbuat lain yang dimaui sendiri.
7.      Ralp M. Stogdill (1950)
Leadership Is the process of influencing group activities toward goal setting and goal achievement (proses mempengaruhi kegiatan kelompok, menuju kearah penentuan tujuan dan mencapai tujuan).
- Dalam “Individual Behavior and Group Achievement”
Kepemimpinan adalah permulaan pembentukan struktur dan memeliharanya dalam harapan dan interaksi.
- Dalam “A Handbook of Leadership” yang dikutip oleh Prof. Drs. S. Pamuji,   MPA,
a)      Leadership As A Focus Of Group Process (Kepemimpinan sebagai titik pusat proses kelompok)
b)      Leadership As Personality And Its Effects (Kepemimpinan sebagai kepribadian seseorang yang memiliki sejumlah perangai (Traits) dan watak (Character) yang memadai dari suatu kepribadian)
c)      Leadership As The Art Of Inducing Comliance (Kepemimpinan sebagai seni untuk menciptakan kesesuaian paham, kesepakatan)
d)     Leadership As The Exercise Of Its Influence (Kepemimpinan sebagai pelaksanaan pengaruh)
e)      Leadership As Act Or Behavior (Kepemimpinan sebagai tindakan atau prilaku)
f)       Leadership As A From Of Persuasion (Kepemimpinan adalah bentuk persuasi)
g)      Leadership As A Power Relation (Kepemimpinan sebagai suatu hubungan kekuasaan/kekuatan)
h)      Leadership Is An Instrumental Of Goal Achievement (Kepemimpinan adalah sarana pencapaian tujuan)
i)        Leadership As An Effect Of Interaction (Kepemimpinan adalah suatu hasil dari interaksi)
j)        Leadership As A Deferentiated Role (Kepemimpinan adalah peranan yang dipilahkan)
k)      Leadership As The Initiation Of Structur (Kepemimpinan sebagai awal dari pada struktur)
II.2 PARTISIPASI
 Secara umum, partisipasi dimaknai sebagai kapasitas seseorang dalam upaya-upaya yang menentukan bagi kualitas hidup yang dijalaninya. Adjid (1985), mengartikan partisipasi sebagai kemampuan masyarakat untuk bertindak dalam keberhasilan (keterpaduan) yang teratur untuk menanggapi kondisi lingkungan, sehingga masyarakat tersebut dapat bertindak sesuai dengan logika yang dikandung oleh kondisi lingkungan tersebut. Menurut Cohen dan Uphoff (1977), pengertian partisipasi adalah peran serta masyarakat dalam proses pelaksanaan, pemanfaatan hasil, perencanaan dan pengambilan keputusan.
Pengertian partisipasi lainnya dijelaskan oleh Sayogyo (1998) sebagai peluang ikut menentukan kebijaksanaan pembangunan serta  peluang ikut menilai hasil pembangunan. Dalam uraiannya yang lain, Sajogyo (2003) menjelaskan partisipasi sebagai suatu proses dimana sejumlah pelaku bermitra punya pengaruh dan membagi wewenang di dalam prakarsa pembangunan, termasuk mengambil keputusan atas sumberdaya.  Menurutnya, itulah arti partisipasi yang tuntas, artinya dimana membangun partisipasi mencapai puncaknya dalam upaya pemberdayaan. Dalam literatur lain, FAO (1989) dalam Mikkelsen (2001) menerangkan bahwa :
·         Partisipasi adalah “pemekaan” (membuat peka) pihak masyarakat untuk meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek-proyek pembangunan.
·         Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu.
·         Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya memperoleh informasi mengenai konteks lokal dan dampak-dampak sosial.
·         Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukannya sendiri.
·         Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan mereka.

Sedangkan pengertian partisipasi menurut GBHN (1993) adalah peran serta masyarakat yang meliputi :
·         Peran serta dalam memikul beban pembangunan, baik beban fisik seperti biaya, tenaga, waktu, kehadiran, material tanah, alat pelengkap berbagai sarana penunjang atau beban non fisik berupa tanggapan, saran, pendapat, prakarsa, dan pemikiran.
·         Peran serta dalam pertanggungjawaban atas pelaksanaan pembangunan, yaitu pertanggungjawaban administrasi dan kontrol sosial.
·         Peran serta dalam menerima kembali hasil-hasil pembangunan yaitu penilaian sosial terhadap manfaat pembangunan, penggunaan hasil pembangunan, perawatan serta pemeliharaan hasil pembangunan.

Pengertian partisipasi di atas memiliki persamaan, yaitu adanya keterlibatan langsung masyarakat dalam melakukan suatu kegiatan. Namun dalam hal kajiannya, maka pengertian partisipasi menurut Adjid (1985), Cohen dan Uphoff (1977), Sayogyo (1998, 2003), serta FAO (1989) merupakan partisipasi yang bersifat transformasional, yaitu ketika terjadinya partisipasi pada dirinya sendiri dipandang sebagai tujuan dan sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, misalnya menjadi lebih swadaya atau berkelanjutan. Untuk pengertian partisipasi menurut GBHN, kajiannya bersifat instrumental, yaitu partisipasi dilihat sebagai suatu cara atau alat untuk mencapai sasaran tertentu, yaitu perwujudan pembangunan nasional.

II.3 PARTISIPASI MASYARAKAT
Survey partisipasi oleh The International Association of Public Participation telah mengidentifikasi nilai inti partisipasi sebagai berikut (Delli Priscolli, 1997), yang diacu dalam Daniels dan Walker (2005):

·         Masyarakat harus memiliki suara dalam keputusan tentang tindakan yang mempengaruhi kehidupan mereka.
·         Partisipasi masyarakat meliputi jaminan bahwa kontribusi masyarakat akan mempengaruhi keputusan.
·         Proses partisipasi masyarakat mengkomunikasikan dan memenuhi kebutuhan proses semua partisipan.
·         Proses partisipasi masyarakat berupaya dan memfasilitasi keterlibatan mereka yang berpotensi untuk terpengaruh.
·         Proses partisipasi masyarakat melibatkan partisipan dalam mendefinisikan bagaimana mereka berpartisipasi.
·         Proses partisipasi masyarakat mengkomunikasikan kepada partisipan bagaimana input mereka digunakan atau tidak digunakan.
·         Proses partisipasi masyarakat memberi partisipan informasi yang mereka butuhkan dengan cara bermakna.
III.3 TATA RUANG KOTA
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang  udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan serta meliharan kelangsungan hidupnya. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman, sistem jaringan serta sistem prasarana maupun sarana. Semua hal itu berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial-ekonomi yang secara hirarki berhubungan fungsional. Tata ruang merupakan wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang baik yang direncanakan ataupun tidak. Wujud struktural pemanfaatan ruang adalah susunan unsur-unsur pembentuk rona lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan buatan yang secara hirarkis dan struktural berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk tata ruang.
Struktur ruang wilayah kota merupakan gambaran sistem pusat pelayanan kegiatan internal kota dan jaringan infrastruktur kota sampai akhir masa perencanaan, yang dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kota dan melayani fungsi kegiatan yang ada/direncanakan dalam wilayah kota pada skala kota, yang merupakan satu kesatuan dari sistem regional, provinsi, nasional bahkan internasional. Rencana sturktur ruang kota mencakup: rencana pengembangan pusat pelayanan kegiatan kota, dan rencana sistem prasarana kota.
Rencana pengembangan pusat pelayanan kegiatan kegiatan kota menggambarkan lokasi pusat-pusat pelayanan kegiatan kota, hirarkinya, cakupan/skala layanannya, serta dominasi fungsi kegiatan yang diarahkan pada pusat pelayanan kegiatan tersebut. Sedangkan rencana sistem prasarana kota mencakup sistem prasarana yang mengintegrasikan kota dalam lingkup yang lebih luas maupun mengitegrasikan bagian wilayah kota serta memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada/direncakan dalam wilayah kota, sehingga kota dapat menjalankan peran dan fungsinya sesuai dengan tujuan penataan ruang kota yang ditetapkan.
Menurut Nia K. Pontoh & Iwan Setiawan (2008), unsur pembentuk struktur tata ruang kota terdiri dari pusat kegiatan, kawasan fungsional, dan jaringan jalan. Kota atau kawasan perkotaan pada dasarnya dapat dipandang sebagai suatu sistem spasial, yang secara internal mempunyai unsur-unsur yang menjadi pembentuknya serta keterkaitannya satu sama lain. Kota sebagai suatu sistem/tata ruang merupakan wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun tidak, yang mencirikan kawasan dengan kegiatan utama bukan pertanian. Wujud struktural pemanfaatan ruang kota adalah unsur-unsur pembentuk kawasan perkotaan secara hierarkis dan struktural berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk tata ruang kota. Wujud struktural pemanfaatan ruang kota di antaranya meliputi hierarki pusat pelayanan kegiatan perkotaan, seperti pusat kota, pusat bagian wilayah kota, dan pusat lingkungan; yang ditunjang dengan sistem prasarana jalan seperti jalan arteri, kolektor, dan lokal.














BAB III
PEMBAHASAN
III.1 GAYA KEPEMIMPINAN RIDWAN KAMIL
Nama Walikota Bandung, Ridwan Kamil  yang akrab dipanggil kang Emil ini merupakan salah satu ikon pemimpin muda. Beliau sukses mengubah kota Bandung menjadi lebih tertata. Dengan ide dan inovasinya, beliau melakukan berbagai gebrakan perubahan untuk kemajuan kota Bandung. Banyak hal-hal baru yang dilakukan terhitung pada seluruh aspek yang ada di kota Bandung beliau juga sangat perhatian dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan yang ada di Bandung. Beliau merangkul semua elemen untuk ikut partisipasi dalam menciptakan Bandung kota idaman, oleh karena itu banyak warga Bandung yang sangat menaruh perhatian lebih terhadap beliau. Bukan hanya warga Bandung, sepak terjang nya dalam memimpin kota Bandung telah mendapatkan perhatian dari masyarakat Indonesia. Satu lagi pemimpin daerah yang mampu menciptakan perubahan untuk kota yang dipimpinnya, dengan demikianlah beliau dikenal sebagai sosok pemimpin muda yang mempunyai gaya berbeda dengan pemimpin yang lainnya.
Sejak diangkat pada 16 September 2014 untuk memimpin kota Bandung langsung begitu dicintai. Pasangan Oded M. Danial ini menerapkan segitiga konsep dalam kepemimpinannya.Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (RK) mengungkapkan segitiga konsep itu terdiri dari kolaborasi, inovasi dan desentralisasi. Dituturkanya "Konsep pertama adalah kolaborasi yang melibatkan seluruh masyarakat Kota Bandung. Masyarakat Bandung pada dasarnya memiliki sisi positif yaitu senang diajak melakukan kebaikan-kebaikan," Konsep kolaborasi ini menurut beliau menjadi kekuatan tersendiri bagi Kota Bandung untuk saat ini. Impresi positif terhadap warga Bandung yang senang diajak melakukan hal-hal bermanfaat tersebut membuat dirinya bahagia dan menjadi lebih semangat.
Ridwan Kamil adalah sosok pemimpin yang dicintai oleh warganya. Cara memimpin kota bandung, yang saat ini sudah memiliki banyak perubahan. Pria yang memiliki latar belakang sebagai seorang arsitek dan dosen tersebut banyak melakukan perubahan. Perubahan tersebut dilakukan dari hal-hal yang kecil, dengan membuat program tematik harian Kota Bandung selama hampir seminggu penuh. Cara kecil untuk mengubah kebiasaan warga Bandung. Senin Bis Gratis, Selasa Tanpa Rokok, Rebo Nyunda, Kamis Inggris, dan Jumat bersepeda, pria yang lahir di Kota Bandung ini, ingin memberikan pesan kepada warga untuk sama-sama membangun Kota yang menjadi Ibu Kota Jawa Barat dimulai dari kebiasaan kecil. Bukan hanya itu, beliau adalah pemanfaat teknologi dalam sistem pemerintahannya yang bisa langsung direalisasikan. Beliau adalah sosok pemimpin yang mengikuti perkembangan zaman. Hal tersebut terlihat dari caranya memanfaatkan jejaring sosial. Beliau saat aktif menggunakan Twitter selalu tidak lupa mengingatkan warganya untuk bersama-sama memelihara kota Bandung, dengan melalui jejaring sosial tersebut yang hanya memuat 160 karakter beliau berharap warga masyarakat akan dapat lebih peka terhadap lingukungan sekitar serta dapat mengetahui permasalahan masyarakat, ia tidak sungkan untuk membalas mention-mention dari berbagai kalangan masyarakat. Dalam masa jabatannya Kang Emil yang merupakan nama sapaannya sudah berhasil membuat kembali taman-taman yang sudah terbengkalai menjadi taman bermain yang nyaman untuk masyarakatnya. Taman-taman tersebut bukan hanya sekedar taman, namun juga menjadi ajang kumpul untuk para komunitas, taman tersebut juga disertai dengan wifi yang dapat dimanfaatkan oleh para pengunjung. Kota Bandung merupakan kota yang kreatif. Pemanfaatan kembali taman sebagai wadah mereka berkreasi. Selain fungsi utama untuk ruang terbuka hijau. Pembangunan untuk kota bandung bukan hanya sampai disitu saja. Pembangunan untuk infrastruktur kota Bandung terus dilakukan, diantaranya baru melakukan kesepatakan Mou dengan pemerintah Perancis untuk membuat Bandung Urban Railway (BUR) yang akan menghabiskan dana 157 juta euro. Yang merupakan program untuk pemutakhiran koridor kereta api Padalarang-Cicalengka yang melewati Kota Bandung.
Dari berbagai respon positif dari masyarakat terhadap gaya kepemimpinan Ridwan Kamil terselip penilaian dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Yuddy Chrisnandi yang menilai bahwa perkembangan penataan birokrasi di Kota Bandung cukup pesat di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil. Menurut dia, dalam dua tahun terakhir, banyak terjadi perubahan positif pada tatanan kinerja aparatur negara di lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Yang mengatakan bahwa "Dalam waktu yang relatif singkat, Ridwan Kamil bekerja dengan upaya yang sungguh, komitmen yang tinggi, dan kesadaran untuk memperbaiki tata kelola pemerintah dan birokrasi serta mengimplementasikan ide baru dan mampu mampu memberikan kepuasan publik," kata Yuddy saat memberikan pemaparan tentang Membangun Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kota Bandung menuju SAKIP Juara di Balai Kota Bandung, Jumat. Oleh karena itu, Menpan selaku tim reformasi birokrasi nasional akan memberikan nilai A kepada Kota Bandung dalam hal sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Menurut Yuddy, penilaian tersebut bukan tanpa alasan. Ada beberapa faktor yang membuat Yuddy terkesan dengan perubahan Kota Bandung. Papar beliau selanjutnya "Banyak perubahan dari progres program pembangunan yang secara fisik kelihatan, misalnya kerumitan lalu lintas, tata kota pertamanan fasilitas sosial dan umum, jauh lebih baik. Paling gamblang kelihatan bagaimana menata alun-alun hingga kita mendapat apresiasi dari nasional dan internasional saat mampu melaksanakan Konferensi Asia Afrika,"  Banyaknya perubahan tersebut tak terlepas dari peran Ridwan Kamil dalam memimpin daerah. Gaya kepemimpinan Ridwan Kamil yang gemar blusukan serta melahirkan inovasi baru dianggap jadi modal kuat Kota Bandung mendapat nilai terbaik. Selain itu  apresiasi ditunjukan terhadap kinerja jajaran aparatur sipil negara di Kota Bandung yang mampu bersinergi dengan gaya kepemimpinan Ridwan Kamil.
Adapun gaya kepemimpinan Ridwan kamil yang menjadi ciri khas beliau dalam memimpin kota  Bandung ialah dengan melihat beliau dari sosok
1.      Yang tidak Hanya memerintah tapi ikut melakukan. Hal tersebut merupakan point pertama dari gaya kepemimpinan sosok Ridwan Kamil.  Menurut Ridwan, perubahan yang ia lakukan adalah dengan melakukan sendiri apa yang ia perintahkan kepada warganya dan turun langsung ke lapangan melihat berbagai permasalahan Kota Bandung. Adapun turturnya beliau mengatakan "Di Bandung kami bekerja bersama warga, itu value masa depan, tidak bisa negara ini diselesaikan pemerintah sendiri, tapi bersama-sama. Kepemimpinan terbaik itu dengan keteladanan, saya kampanye sepeda, saya naik sepeda, saya nyuruh warga pungut sampah, saya pungut sampah. Orang Indonesia ini nggak percaya kalau kita kampanye, tapi yang kampenyekan nggak melakukan," ucapnya pada saat ucapnya saat memberikan ceramah motivasi di Djakarta Theater, Jakarta, Senin (18/8/2014).
2.      Menciptakan Ide Baru
Untuk mengubah kebiasaan masyarakat, sebagai Walikota, dirinya telah memberlakukan tema pada tiap harinya mulai Senin hingga Sabtu. Pria yang disapa Emil ini punya kampanye tersendiri. Emil mengatakan, bagi pelajar yang biasa menggunakan bus ke sekolah. Setiap hari Senin dirinya memberlakukan bus Damri gratis. Semua jurusan bus Damri gratis bagi pelajar berseragam. "Selain itu, tiap Senin saya berkeliling ke tiap-tiap sekolah untuk menjadi pembina upacara. Sedangkan hari Selasa diberlakukan hari tidak merokok, hari Rabunya hari bahasa Sunda. Semuanya disarankan untuk nyunda," ucapnya. Sedangkan hari Kamis, ia mengkampanyekan penggunaan Bahasa Inggris dalam berkomunikasi. Kampanyenya tersebut dinamai 'Kamis Inggris'. Untuk menyukseskan kampanye tersebut, tak tanggung-tanggung, Emil membekali jajarannya di Pemkot Bandung dengan materi kursus bahasa Inggris. "Kamis bahas Inggirs, jadi semua kepala Dinas saya sudah biasanya Kamis untuk memakai bahasa Inggris, jadi kalau tiap rapat, semua pakai bahasa Inggis," ucapya. Sementara, untuk hari Jumat, Emil mengkampanyekan Jumat Bersepeda. Ia menyarankan setiap hari itu, seluruh warga Bandung meninggalkan kendaraan pribadinya dan beralih mengendarai sepeda. "Sambil menunggu pembangunan Monorel yang biayanya itu sangat mahal, diberlakukan hari Jumat sepedahan," tuturnya.
3.      Berpikir dan Berpandangan Kedepan
Untuk mengubah kebiasaan masyarakat, sebagai Walikota, dirinya telah memberlakukan tema pada tiap harinya mulai Senin hingga Sabtu. Pria yang disapa Emil ini punya kampanye tersendiri. Emil mengatakan, bagi pelajar yang biasa menggunakan bus ke sekolah. Setiap hari Senin dirinya memberlakukan bus Damri gratis. Semua jurusan bus Damri gratis bagi pelajar berseragam. "Selain itu, tiap Senin saya berkeliling ke tiap-tiap sekolah untuk menjadi pembina upacara. Sedangkan hari Selasa diberlakukan hari tidak merokok, hari Rabunya hari bahasa Sunda. Semuanya disarankan untuk nyunda," ucapnya. Sedangkan hari Kamis, ia mengkampanyekan penggunaan Bahasa Inggris dalam berkomunikasi. Kampanyenya tersebut dinamai 'Kamis Inggris'. Untuk menyukseskan kampanye tersebut, tak tanggung-tanggung, Emil membekali jajarannya di Pemkot Bandung dengan materi kursus bahasa Inggris.
"Kamis bahas Inggirs, jadi semua kepala Dinas saya sudah biasanya Kamis untuk memakai bahasa Inggris, jadi kalau tiap rapat, semua pakai bahasa Inggis," ucapya.
Sementara, untuk hari Jumat, Emil mengkampanyekan Jumat Bersepeda. Ia menyarankan setiap hari itu, seluruh warga Bandung meninggalkan kendaraan pribadinya dan beralih mengendarai sepeda.
4.      Memiliki Kharisma Tinggi
Semua orang di Bandung pasti mengenal sosok seorang Ridwan Kamil, beliau di kenal sebagai pemimpin yang arif, sederhana, dan berpikir ke depan. Dengan kharisma beliau apapun yang menjadi kebijakan walikota Bandung yang baik pasti diikuti oleh masyarakatnya. Hal ini tidak terlepas dari teladan dari Ridwan Kamil sendiri untuk melaksanakan apa yang sudah menjadi komitmen bersama.
5.      Dekat Dengan Masyarakat
Walaupun dipenuhi oleh kegiatan sibuk Ridwan Kamil tetap mengutamakan untuk bisa berkomunikasi dengan warganya, dengan lebih dekat dengan masyarakat beliau dapat memberikan teladan dan mengetahui masalah yang ada di Bandung. Beliau juga aktif bergaul dengan pemuda Bandung, beliau mengajak kaum muda untuk ikut berpartisipasi dalam menertibkan dan mewarnai kota Bandung.
6.      Mendorong Komunitas Anak Muda
Sebagai pemimpin muda beliau tidak heran kalau beliau dekat dengan anak-anak muda Bandung. Ridwan Kamil merupakan pemimpin yang paling mendorong dan mendukung adanya komunitas-komunitas anak muda di Bandung. Beliau mencoba merangkaul kreatifitas anak muda Bandung untuk bisa dipadukan utnuk mewarnai kota Bandung. Komunitas tersebut juga sebagai sarana untuk menyosialisasikan inovasi pembaharu Ridwan Kamil menjadi lebih mudah.
7.      Cerdas dan Kreatif
Sekarang ini Kota Bandung terkenal dengan kreatifitas anak mudanya, hal ini tidak terlepas dari peran Ridwan Kamil dalam mengatur dan menciptakan kondisi nyaman di kota Bandung. Sarjana Arsitek ini mempunyai beragam ide untuk membuat warga kota Bandung nyaman untuk berkumpul, keluar rumah dengan aman, bercanda tawa di alun-alun. Kecerdasan dan kreatifitas beliau bisa dibuktikan dengan hal-hal yang sudah banyak berubah di Kota Bandung. Kota Bandung menjadi aman, bersih, nyaman, asyik, dan masih banyak lagi. Selain itu beliau juga mengembangkan apa yang ada di Bandung untuk bekerja sama dengan pihak luar demi kemajuan kota Bandung utamanya.

III.2 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN RIDWAN KAMIL TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM UPAYA PENATAAN RUANG KOTA BANDUNG
Sejak walikota Bandung dijabat oleh Ridwan Kamil, warga Bandung merasakan banyak perubahan pada kotanya. Taman-taman tematik bermunculan di berbagai lokasi di dalam kota. Jalur pedesterian diperbaiki sehingga menjadi nyaman untuk berjalan kaki. Para pedagang kaki lima di beberapa titik berhasil direlokasi. Beberapa taman cantik yang hadir membuat nyaman mata. Itu baru sebagian, masih banyak lagi taman-taman tematik di berbagai sudut kota. Bahkan, alun-alun kota Bandung sekarang berhias lapangan rumput sintetis yang luas di depan Masjid Agung. Warna hijaunya yang menawan mengingatkan kita pada pemandangan halaman rumput istana-istana di Eropa. Tidak bisa dipungkiri, semua itu adalah ide Ridwan Kamil. Dia memang seorang arsitek lulusan ITB dan sudah melanglang buana ke berbagai kota di dunia. Ide-ide dari Eropa itu “dicontek” dan direalisasikannya di kotanya sendiri. Hasilnya, warga Bandung dan wisatawan luar Bandung yang datang ke kota ini menjadi takjub melihat Bandung tampil beda dengan yang dulu. Menariknya lagi, sebagian besar pembuatan taman itu tidak didanai dari APBD, tetapi dari dana-dana CSR.  Ide-ide Ridwan Kamil tidak berhenti sampai di situ. Sekarang dia mengarah ke Bandung Timur. Kawasan Bandung Timur, khususnya di Gedebage, akan dibuat menjadi teknopolis, yaitu kota dengan sentuhan teknologi dan seni. Di kawasan Gedebage akan dibuat danau raksasa, yang fungsinya tidak hanya menjadi pengendali banjir, tetapi juga arena wisata dan rekreasi seperti Garden by the Bay di Singapura.
Ridwan kamil merupakan bagian dari gelombang baru kepemimpinan Indonesia yang muncul dari daerah yang sama-sama memiliki ciri meritokratis yaitu progresif, mengandalkan kinerja bukan pencitraan, serta gaya kepemimpinan yang egaliter dan dekat dengan rakyat bukan kepemimpinan feodal dan berjarak. Salah satu contoh keberhasilan yang kasat mata di era kepemimpinan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Wakil Wali Kota Oded M. Danial, adalah partisipasi masyarakat dalam menanggulangi permasalahan kota di bidang sampah. “Melibatkan masyarakat dalam Gerakan Pungut Sampah (GPS), telah memotipasi Pemkot Bandung, lebih antusias menuntaskan persoalan kota lainnya”. Sementara dalam kepariwisataan, melalui car free day dan culinary night, mampu menyedot perhatian wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Di bidang infrastruktur relatif bagus dengan capaian realisasi di kisaran 60-70 persen. Namun, secara global belum mampu menangani persoalan banjir Cilencang. Itu merupakan pekerjaan rumah yang harus segera dicarikan solusinya. Untuk itu, masterplan drainase penting diselesaikan. Dalam bidang pendidikan dan kesehatan, program pro rakyat sudah digulirkan. Dinamika yang mencuat merupakan bukti realisasi kegiatan itu menyentuh masyarakat.
Gaya kepemimpinan walikota Bandung dalam memimpin dan mengelola Bandung menjadi lebih asri dan tertata rapi. Beberapa penghargaan juga diraih diantaranya Piala Wahana Tata Nugraha bidang transportasi, penghargaan dari KPK berupa pengendalian gratifikasi terbaik, terbanyak, dan tepat waktu pada tahun 2014. Perbaikan fasilitas berupa Taman, transportasi, sekolah. Seperti adanya hari khusus untuk warga Bandung dengan perencanaan senin-minggu, acara warga mulai dari pendidikan dan hiburan dan masih banyak lagi program yang dilakukan. Menurut Ridwan Kamil programnya selama ini baru berjalan 20% dari perencanaanya, dan hal yang paling sulit yaitu mengenai hal pembenahan birokrasi kepada DPRD Bandung. Dimana awalnya kepercayaan masyarakat sangat rendah terhadap pemerintah, membaik mencapai 90% tingkat kepercayaan yang diberikan masyarakat saat ini. Ridwan Kamil dalam menanggapi tuduhan dan celaan Farhat Abbas yang menyerang dari aspek kepemimpinannya di Bandung melalui akun twitter ditanggapi dengan cara halus dan menurut para netizen cara yang digunakan Ridwan Kamil dalam menjawab tuduhan Farhat Abbas sangat cerdas yaitu tanpa menggunakan kata-kata kasar namun langsung menyerang inti yang dituduhkan. Dan gaya kepemimpinannya yang sangat memanfaatkan media terutama media sosial untuk mengetahui aspirasi yang disampaikan oleh warganya, dan melalui media itu Ridwan Kamil mencoba dekat dengan warganya berupa saling bertukar informasi perkembangan Kota Bandung dan program yang telah atau akan dilaksanakan. Dimana tak lupa juga ia terjun langsung ke kegiatan warga.
Dalam hal ini ada tiga hal yang menjadi kunci Kang Emil kini menjadi sosok yang amat dicintai oleh warganya.
1.      Memimpin ialah menjadi hatinya masyarakat.
Saya rasa tak akan orang yang sanggup bekerja sekeras itu jika bukan didorong oleh niat yang ikhlas berbuat untuk masyarakat. Salah satu Hadits yang sering dikutip oleh Kang Emil adalah “Sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat untuk sesamanya”. Selain keikhlasan, cinta adalah energi tak terbatas yang menjadikan seorang pemimpin rela mengorbankan kepentingan diri dan keluarganya untuk kebaikan masyarakat. Dengan cinta lah seorang pemimpin akan sanggup terjaga hingga larut dalam menunaikan kewajibannya. Dengan cinta, tak akan terlintas di benak seorang pemimpin untuk menzalimi hak warganya. Menurut kang emil “buat saya Bandung bukan sekedar tempat, tetapi perasaan”. Barangkali ini adalah alasan mengapa Kang Emil masih aktif menjawab mention-mention di twitter. Nampaknya buat ia menyapa warganya bukanlah kewajiban apalagi beban melainkan adalah sebuah kebutuhan, seperti orang yang sedang kasmaran.
2.      Memimpin ialah menjadi kepalanya masyarakat.
Kepala adalah simbol dari akal, kecerdasan, dan efektifitas. Kecerdasan kang Emil bisa terlihat dari bagaimana ia gesit memanfaatkan jejaringnya dalam mencari sumber-sumber pendanaan alternatf di luar APBD. Karena sekedar menggunakan dana yang ada tidak akan cukup dalam mewujudkan rencana-rencananya. Turun ke lapangan adalah hal yang penting, tetapi belum cukup. Seorang pemimpin hendaknya mengetahui titik-titik ungkit (leverage) di mana dengan satu usaha yang sama bisa menghasilkan keluaran berkali-kali lipat. Di sini pentingnya kompetensi dan membangun tim. Beruntung Bandung memiliki pemimpin seperti Kang Emil yang bukan hanya menjabat walikota namun juga berlatar belakang tata kota (urban design). Bagaimana jika seorang pemimpin tak memiliki kompetensi teknis di bidangnya, karena tak mungkin ada pemimpin yang menjadi spesialis dalam semua hal. Maka kuncinya ada di pilihan siapa yang menjadi orang-orang terdekatnya. Bersiaplah sejak awal untuk mengakhiri jabatannya dengan kegagalan jika orang-orang yang ia pilih ialah sekedar tim hore yang bermental asal bapak senang, penjilat, dan bermuka dua. Kita seringkali melihat pemimpin sebagai seorang sosok, padahal titik paling krusial dari sebuah kepemimpinan adalah seberapa baik timnya. Mereka haruslah orang yang kompeten, sevisi, dan tentu saja berintegritas bahkan berani mengatakan pendapat berbeda. Oleh karena itu saya pun bisa memahami mengapa Kang Emil memilih maju sebagai walikota melalui partai politik, padahal jika mau bisa ia maju dari jalur independen. Dan peluangnya untuk menang tetap sangat besar. Keputusan Kang Emil untuk maju lewat parpol justru melawan sentimen masyarakat yang sedang dalam puncak ketidakpercayaan terhadap parpol. Di sini lah kecerdasan kang Emil dalam memahami kondisi dan tak sekedar ikut-ikutan sentimen dan tren. Memang maju sendirian adalah pilihan yang menyenangkan dan bisa terbebas dari deal-deal politik yang bisa membebani. Tetapi memperbaiki keadaan bangsa ini tak bisa sendirian, harus berkolaborasi. Mengingat latar belakangnya yang akademisi dan professional, tentu saja dibutuhkan tim yang mengerti betul urusan pengambilan kebijakan dan birokrasi. Kang Emil menyadari itu dan menjatuhkan pilihannya pada partai yang bisa ia percayai.
3.      Memimpin ialah menjadi tulang punggungnya masyarakat.
Pada akhirnya semua rencana, kolaborasi, dan kepemimpinan kolektif harus diwujudkan dalam kerja. Kang Emil memberi contoh bagaimana pemimpin juga harus memperhatikan yang detail dan konkret. Misalkan program-program tematik harian kota Bandung yaitu; Senin Bis Gratis, Selasa Tanpa Rokok, Rebo Nyunda, Kamis Inggris, dan Jumat bersepeda. Bagi saya sebetulnya ini bukan program yang strategis dan krusial. Namun pesan yang penting ialah semua warga bandung merasa terlibat dalam membangun kotanya, serta dengan kebiasaan-kebiasaan kecil yang baik lah hal yang besar bisa dicapai.  Kang Emil adalah pemimpin yang tumbuh bersama masyarakat. Menjadi bagian dari kita dan sama-sama merasakan susah senangnya. Oleh karena itu pemimpin tetap harus diingatkan dan diberi masukan. Termasuk ada satu pertanyaan yang saya lupa tanyakan pada beliau malam itu terkait apa kompensasi yang harus diberikan untuk program CSR perusahaan-perusahaan tersebut. Bagaimanapun kang Emil adalah sosok yang sama seperti kita yang memiliki kehidupan dengan keluarga, cita-cita, dan hobinya. Yang membedakan ialah kang Emil punya mimpi yang besar untuk Bandung dan mau keluar dari zona nyamannya sebagai arsitek papan atas dan dosen di kampus elit untuk mau bobolokot ngesang beberes Bandung.
Tapi walaupun demikian, masyarakat tetap berharap akan kinerja ridwan kamil ke depannya lebih baik lagi dengan menunjukan bahwa apa yang menjadi kebijakannya dapat menyentuh secara keseluruhan. bukan hanya si pusatkan dalam  pembangunan kota saja, tapi harus menyeluruh di semua daerah. Juga halnya lebih di tingkatkan kembali masalah kesejahteraan sosial.














BAB IV PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
            Tata ruang kota Bandung sejak Walikota dijabat oleh Ridwan Kamil, sangat banyak perubahan, taman-taman tematik banyak bermunculan diberbagai lokasi didalam kota, jalur pedestrian diperbaiki, para pedagang kaki lima dibeberapa titik berhasil direlokasi. Kesuksesannya dalam penataan ruang Kota Bandung, tidak terlepas dari latarbelakang pendidikan Ridwan Kamil itu sendiri yaitu dalam bidang arsitektur sehingga ia dapat mewujudkan tata ruang kota yang cukup baik, hal ini juga tidak terlepas dari kepribadian Ridwan kamil itu sendiri dimana beliau sangat dekat dengan masyarakat, dan sangat aktif di sosial media sehingga masyarakat dapat berinteraksi dengan beliau walaupun hanya sebatas di dunia maya sehingga masyarakat merasa sangat dekat dengan pemimpinnya itu, hal tersebut dilakukan beliau dalam upaya untuk melibatkan masyarakat atau bisa juga disebut dengan partisipasi masyarakat dalam membangun Kota Bandung dan merealisasikan Visi dan Misi dalam menciptakan kenyamanan serta melakukan penataan ruang kota. Kepribadian beliaulah yang menjadi peranan penting dalam membangun Kota Bandung, beliau memahami betul menjadi pemimpin adalah menjadi hati, kepala serta tulang punggungnya masyarakat sehingga beliau sangat bekerja keras dalam mewujudkan visi serta misinya hingga menghasilkan berbagai macam penghargaan, Sangat inovatif dan kreatif sehingga hal-hal yang kecil namun sangat bermanfaat besar dengan melakukan program harian yang melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi aktif: Senin Bis Gratis, Selasa Tanpa Rokok, Rebo Nyunda, Kamis Inggris, dan Jumat bersepeda. Itu semua membuktikan bahwa Ridwan Kamil adalah seorang pemimpin yang kreatif, resposif, memperhatikan yang sangat detail, juga mampu melibatkan masyarakatnya untuk berperan aktif, juga dapat bekerjasama dengan pihak diluar pemerintah dimana berbagai pembangunan dapat didanai bukan dari APBD tetapi dari CSR sehingga ini sangat menguntungkan bagi pihak pemerintah kota.
IV.2 SARAN
            Kepemimpinan Ridwan Kamil dalam upaya penataan ruang Kota Bandung sudah dapat dikatakan cukup baik, karena partisipasi masyarakatpun dapat terlihat dengan ikut berbagai macam program yang dilaksanakan pemerintah Kota Bandung, namun kendati demikian masyarakat menuntut kinerja kedepannya lebih baik yang mencakup keseluruhan dan bukan hanya menyentuh wilayah Bandung Pusat saja, masalah banjir dan infrastruktur jalan yang dirasa masih belum baik dibeberapa titik, juga bukan hanya pembangunan fisik namun juga berbagai hal yang cukup penting, misalnya kesejahteraan sosial, masih banyak penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), seperti gelandangan, anak jalanan dan WTS. Juga dalam bidang pendidikan terkait soal carut marutnya proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) Kota Bandung.























DAFTAR PUSTAKA
Silalahi, Ulbert. 2011. Studi tentang Ilmu Administrasi. Bandung:Sinar Baru Algensindo
https://rinaldimunir.wordpress.com/2015/04/25/bandung-berbeda-setelah-ridwan-kamil-menjadi-walikota/