Batu sekeras apapun akan hancur oleh hujan yang tak
pernah berhenti. Besi sekuat apapun akan rapuh dan
berkarat oleh hujan yang tak pernah berhenti.Tanah
segersang apapun bisa menjadi subur oleh hujan yang
tak pernah berhenti.
Akan aku beritakan sesuatu kepadamu.
Hatimu ini ibarat batu, ibarat besi, atau tanah gersang.
Jika pada suatu hari hujan datang dan sedikit demi
sedikit dan karena keteguhannya kamu akan menjadi
luluh.
Paling tidak, kamu harus mempertahankan dirimu
cukup lama untuk mengetahui; apakah hujan hanya
sebentar kemudian datang musim kering lagi hingga
bertahun-tahun?
Atau dia hanya datang menggodamu dengan mendung
dan gerimisnya dan setelah kamu -sebagai tanah
gersang-berharap hujan turun, ternyata dia justru
turun di tempat lain.
Hati-hati menumbuhkan harap.
Friday, 27 March 2015
Harapan -KG
Monday, 16 March 2015
Pengantar Logika
You can Download here...
http://www.4shared.com/file/6-VXIUjxce/BAB_1_LAPORAN_BACAAN_KULIAH.html
ETIKA OLEH K.BERTENS BAB 1
http://www.4shared.com/file/MDUfbV-Eba/etika.html
Thursday, 12 March 2015
Monday, 9 March 2015
Ed Sheeran - Thinking Out Loud
I'm thinkin' bout how
People fall in love in mysterious ways
Maybe just a touch of a hand
I'll continue making the same mistakes
Hoping that you'll understand
Sunday, 8 March 2015
Tahukah kita? Memandang seseorang saat ini tidak
lagi bisa dilihat dari sekedar pakaian dan isi otaknya.
Sudah menjadi bias mana yang asli mana yang palsu.
Seandainya setiap orang tahu, bahwa mata tidak lagi
bisa mengenali dengan jujur. Tapi tidak setiap orang
paham bahwa dia memiliki mata hati. Hati mengenali
hati. Mata hanya mengenali fisik.
Tahukah kita? Diri kita dan apapun yang kita miliki
adalah hal yang paling baik untuk kita. Bukan untuk
orang lain. Apa yang dimiliki orang lain, itu yang
terbaik untuk mereka. Bukan untuk kita. Seandainya
kita paham konsep kecil ini, kita tidak perlu iri hati.
Sayangnya, diantara kita saling membandingkan. Lalu
menyakiti diri sendiri.
-KG -Suaracerita
Saturday, 7 March 2015
Matahari -KG
Tahu sulitnya menjadi aku ketika kau menjadi
matahari?
Aku yang mau tidak mau harus bertemu denganmu
setiap hari. Meski malam kelam, esok kau pasti
datang. Mustahil menghindarimu sekalipun aku pindah
ke bulan.
Setidaknya aku belajar banyak hal. Aku belajar
bagaimana menghadapimu saat pagi tiba. Saat kita
mau tidak mau harus berjumpa. Meski harus
menenggelamkan perasaan di dasar lautan. Kau
mungkin tidak tahu bagaimana tertekannya perasaan
itu di dalam laut sana.
Lalu, aku juga belajar bagaimana menghadapimu saat
kamu pergi di sore hari. Aku belajar bagaimana rindu
tidak membuatku menjadi mati. Menghabiskan malam
tanpa tidur dan mimpi indah hanya karena pertemuan
siang tadi.
Seperti itulah menyimpan perasaan.
Aku belajar bersiasat. Bertemu denganmu seolah tidak
terjadi apa-apa. Kau mungkin tidak tahu, aku kadang
sedih saat langit bersekongkol menggagalkan
pembicaraan kita. Tapi aku menjadi belajar. Mungkin
memang sebaiknya tidak perlu terjadi pembicaraan.
Apa aku minta saja langit membuat hujan gelap
sepanjang tahun?
Seperti itulah kiasan yang bisa aku jelaskan ketika aku
bertemu denganmu. Aku tidak mungkin
menghindarimu saat kamu menjadi matahari. Tapi aku
belajar bagaimana caranya menghadapimu, juga
mensiasati perasaanku.
Sampai kapan kau akan menjadi matahari seperti itu?
Temanggung, 3 Maret 2014 | (c)kurniawangunadi