Thursday 12 March 2015

Kebenaran selalu bersembunyi dalam sunyi. Berbicara sama dengan menjauh, diam berarti kian mendekat. Kamu begitu fasih mengelabui hati, mengganti arti membahagiakan dengan melepaskan. “Bahagia seperti apa itu? hujatku dalam hati, bukankah bahagia tak lebih dari gambar yang kita ciptakan dalam kepala? kita saling ‘melepas’ tapi mengapa bayangmu tak tanggal lekas. Selalu datang disaat jelang tidurku. Karena tak ada terbayang di’angan’ku, untuk kau jadi ‘angin’ lalu. Nah! mengertilah kamu apa yang kurasakan sekarang. Tapi jika itu kurang? Tambahkanlah perasaan itu; perasaan sekarang dengan sepi jelang tidurmu, taburkanlah suasana gelap kamar tidurmu, padukanlah juga dengan sunyimu. Kemudian aduklah dengan kuat semua itu. Pekat benarkan? Sesaat sesak pun meruak.

No comments:

Post a Comment