Saturday 28 February 2015

Mencintai kehidupan (nya)

Hakikatnya, ketika seseorang mencintai oranglain, maka sejatinya ia harus mencintai kehidupannya, kehidupan orang yang dia cintai tersebut. Ketika dia memutuskan menerimanya, dia tidak seharusnya mencintainya sebagai satu individu yang berdiri sendiri, tetapi satu individu dengan kehidupannya.
Kehidupan itu meliputi masa lalunya, masa depannya, dan masa masa sekarangnya. Meliputi keluarganya, teman-temannya, pekerjaannya, impian dan cita-citanya. Jika dia mencintai seseorang sebagai individu tunggal, sejatinya ia hanya mencintai jasad bukan jiwa.
Kenyataan dikehidupan berkata lain. Banyak yang mencintai seseorang tetapi sulit menerima masa lalunya. Sulit menerima bagaimana kondisi keluarganya. Sulit menerima pekerjaannya atau profesinya. Sukit menerima apapun selain dirinya sebagai seseorang yang terlepas dari semua itu.
Akibatnya banyak yang kemudian sibuk menyembunyikan masa lalu, rendah diri dengan pekerjaan, tidak mau mengenalkan keluarganya yang mungkin di anggapnya tidak berada atau tidak baik, rusak (broken home), atau apapun yang menurutnya bisa membuat oranglain enggan dekat dengannya.
Mencintai seseorang adalah mencintai lengkap dengan kehidupannya. Sang Muhammad pun mengisyaratkan memilih kriteria agama. Itu adalah isyarat yang sangat baik karena apabila seseorang memegang teguh agamanya, kehidupannya yang lain akan menjadi baik sebab tuntunan agama yang menjadi pegangannya.
Sebagai manusia, ketika memilih seseorang lihatlah dia sebagai seorang manusia yang lengkap dan lebih manusiawi. Masa lalunya, impiannya, dan lain-lain. Seseungguhnya orang yang belum baik itu bisa diperbaiki. Aku khawatir ketika seseorang mengamalkan saran nabi yang baik itu dengan satu sudut pandang saja, akan sangat banyak kehidupan yang tidak bisa diselamatkan. Ketika ada satu laki-laki saleh mau memperbaiki agama seorang perempuan yang belum baik, akan ada satu kehidupan yang terselamatkan. Begitupun sebaliknya. Ini adalah sudut pandang yang lain dan sangat subjektif menurutku sendiri.
Mencintai seseorang itu berarti mencintai kehidupannya. Seandainya kehidupan orang itu belum baik, sejauhmana dia bisa menerimanya. Jika masa lalunya begitu kelam, sejauhmana dia bisa melihat masa depannya. Jika hatinya tersesat dalam kehidupan, sejauhmana dia berani mengambil keputusan untuk membimbing. Jika keluarganya tidak begitu baik, sejauhmana dia bisa menerima semua itu. Jika kebiasaan sehari-harinya tidak berkenan dihati, sejauhmana dia bisa meluruskan. Jika agamanya kurang baik, sejauhmana dia bisa mengajarkan.
Menerima seseorang lengkap dengan kehidupannya sangatlah sulit. Hal ini tidak akam terjadi dalam proses cinta ala remaja yang penuh kamuflase. Dimana seseorang hanya memperlihatkan yang terbaik dan menutupi rapat-rapat semua keburukan. Memperkenalkan yang baik-baik saja dan hanya mau menerima yang baik-baik saja.
Maka coba pertanyakan pada diri masing-masing, ketikapun rasa itu masih dipendam dalam diam yang sunyi. Sejauhmana kamu bisa menerima orang itu lengkap dengan seluruh kehidupannya? Atau jangan-jangan kamu hanya kagum pada kebaikan-kebaikannya, tetapi menutup mata pada kehidupannya yang lebih luas.
Mari koreksi diri masing-masing sejauhmana kita sanggup menerima semua itu.
-KG

No comments:

Post a Comment