Wednesday, 30 April 2014
ya Allloh
aku lagiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii beteeeeeeeeeeeeeeeeeeeee bangetttttttttttttttt liburan gak ada temen gini ................. ya Allohhhhhhhhhhhhhhhhhhh......................................... pengen nangis banget sumpah :'( pusingggggggg sakit gak ada orang yang tau.................. ahhhhhhhh mama pengen pulang ................ rinduuuuuuuuuuuu mama banget..........
pontensi konflik laut cina selatan
WIJI ASTUTI
170410130021
POTENSI
KONFLIK LAUT CINA SELATAN
Laut cina selatan
merupakan wilayah cekungan laut yang dibatasi oleh 10 Negara yaitu Cina, Vietnam, Philipina,
Malaysia, Burma, Taiwan, Indonesia, Kamboja, Brunei Darusalam, dan Singapura. Merupakan
kawasan yang strategis karena lebih dari 4.000 kapal melewati jalur tersebut
setiap tahunnya, memiliki potensi yang melimpah berupa ikan dan minyak yang
tidak kurang dari 28 milyar barel ( US Geological survey). Dalam cekungan ini
terdapat dua kepulauan yaitu kepulauan spratly dan paracel, namun pada
perkembangannya kemudaian potensi konflik yang lebih mengemuka adalah kepulauan
spratly yang terdiri dari 350 pulau. karena melibatkan beberapa Negara ASEAN
sekaligus, sedangkan kepulauan paracel hanya melibatkan Vietnam dan Cina. Sejak
1970 klaim terhadap wilayah tersebut meningkat pesat. Sengketa terhadap hal ini
tidak bisa dianggap sepele karena pada akhirnya akan menimbulkan ketegangan
pada Negara-negara sekitarnya. Inti masalah yang diperdebatkan adalah seputar
klaim wilayah perbatasan (territorial
zone). Indonesia sebagai salah satu Negara yang berada dikawasan Asia
tenggara memang tidak secara langsung terlibat didalam konflik perebutan
wilayah laut Cina selatan tesebut. Namun apabila stabilitas regional ASEAN
terancam karena sengketa laut cina selatan tersebut. Kedekatan geografis
Indonesia dengan hampir seluruh wilayah Negara yang berkonflik tersebut
menyebabkan keamanan dan strategis Indonesia dapat terpengaruh jika konflik.
Pada dasarnya laut cina selatan adalah kawasan no man’s island disebabkan oleh fakta bahwa kawasan ini tidak
dimiliki oleh siapapun. Setidaknya terdapat tiga faktor yang membuat salah satu
kepulauan di laut cina selatan yaitu spratly dinilai strategis, Pertama,
penguasaan terhadap pulau tersebut akan sangat menentukan garis batas Negara
dan terhadap jangkauan luas Zona ekonomi ekslusif (ZEE). Kedua, wilayah
kepulauan spratly merupakan bagian dari jalur lalulintas internasional baik
untuk kapal dagang maupun kapal militer, Sehingga akan menentukan bagi posisi
geostrategis. Ketiga, lautan disekitar kepulauan ini disinyalir mengandung
cadangan minyak dan gas alam yang sangat besar. Setidaknya ada 6 Negara yang
mengklim wilayah kepulauan Spartly yaitu Cina, Taiwan, Vietnam, Philipina,
Malaysia, dan Brunei Darussalam. Kelima Negara diatas kecuali Brunei Darussalam
mempunyai klaim dan penamaan terhadap pualu-pulau dikepulauan Spratly,
sementara Brunei Darussalam hanya mengklaim wilayah laut dikepulauan spratly
sebagai bagian dari Zona ekonomi
eksklusif Negaranya. Klaim semakin gencar dilakukan semenjak ditemukannya fakta
tentang kekayaan minyak yang terkandung di Kepulauan Spratly. Selain itu
letaknya yang strategis menjadi daya tarik selanjutnya setelah potensi minyak
tersebut. Upaya penyelesaian sengketa sudah lama dilakukan, namun sengketa
masih saja berlanjut hingga sekarang. Akibatnya banyak terjadi konflik antara
negara bersengketa. Upaya yang dapat dilakukan dan sudah dilakukan antara lain
perjanjian bilateral, perjanjian multilateral dan perjanjian pengelolaan minyak
dan gas bumi secara bersama. Lebih signifikan sebenarnya dari kajian
geopolitik, artinya jika menguasai Spratly berarti akan mengontrol lintasan
rute pelayaran antara Pasifik atau Asia Timur menuju Lautan Hindia. Lain
Spratly lain pula Kepulauan Paracel, Meski daratannya berkarang lagi tandus,
namun urgensi Cina atas kepulauan tersebut tak kalah penting dibanding Spratly.
Oleh karena dari aspek keamanan bisa mengawasi gerak navigasi di bagian utara
Laut Cina Selatan. Secara geostrategi, menguasai dua kepulauan tersebut bisa
menjadi “batu loncatan” menyerang Daratan Asia. Tatkala Cina menerbitkan
kebijakan ”Empat Modernisasi” Era 1978-an bidang administrasi, politik,
ekonomi, dan pasar keuangan. Sepertinya harus dibarengi hasrat menjadi kekuatan
maritim yang dominan di Laut Cina Selatan. Maka semenjak itulah Laut Cina
Selatan, di mata Negeri Tirai Bambu menjadi kawasan strategis bernilai politis
dan ekonomis sebab 80% impor minyaknya melalui jalur ini. Disini tersirat makna
bahwa selain terkandung potensi konflik tinggi terkait distribusi minyak,
mengharuskan ia mutlak bekerjasama dengan negara-negara lain di sekitar
kawasan. Singkat kata bahwa Kepulauan Spratly dan Paracel menjadi rebutan
berbagai negara karena faktor geopolitik, baik berupa kandungan minyak dan gas
bumi maupun geostrategy possition di jalur perairan internasional. Dalam
perspektif politik luar negeri Indonesia, kebangkitan dan geliat Cina pada
tahun-tahun mendatang mutlak harus ada pantauan secara khusus mengingat embrio
konflik di kawasan tersebut ada lagi nyata. Laut Natuna sangat vital bagi Cina
maupun Indonesia karena merupakan jalur utama menuju kota-kota penting di Asia
Timur. Bahwa gangguan terhadap komunikasi, pelayaran, ketegangan di sekitar kawasan
Natuna niscaya berdampak negatif pada kepentingan Indonesia dan kestabilan
regional. Masalah tak kalah penting ialah sejak 8 Mei 1992, The Chinese
National Offshore Oil Company milik Cina dan Crestone Energy Company dari
Amerika Serikat (AS) melakukan explorasi dan exploitasi minyak dan gas bumi di
kawasan seluas 25.000 km di wilayah Nansha, Barat Laut Cina Selatan dimana
lokasinya dekat dengan Natuna. Ada dugaan pemakaian teknologi (baru) dalam
exploitasi minyak dasar laut konon mampu merambah ke wilayah Indonesia tanpa
terlihat di permukaan. Sesuai uraian sekilas tadi, jika terkait UNCLOS maka
Indonesia pun masuk dalam lingkaran sengketa hak atas Landas Kontinen di
sekitar Kepulauan Natuna. Hal ini mutlak dicermati dan diwaspadai oleh
Indonesia. Bentuk-bentuk kepentingan dinegara-negara manapun berpotensi
menyebabkan konflik dan bisa menciptakan instabilitas baik secara global maupun
regional, konflik kepentingan nasional yang bersumber dari kepentingan ekonomi,
politik, sosial apabila tidak di manage dengan baik akan berujung terjadinya
konflik secara langsung yang melibatkan kekuatan militer Negara-negara tertentu
yang merasa terusik. Pembangunan landas pacu dan pengiriman kapal militer oleh
Cina bukan rahasia lagi. Klaim yurisdiksi ini bahkan diperkuat landasan hukum
di Cina sendiri sehingga bagi militer adalah sah
saja menganggap Laut cina selatan milik Beijing seluruhnya. Mereka yang mengklaim secara sebagian
seperti Filipina, Malaysia atau Brunei dianggapnya merongrong kedaulatan. Bagi
negara tetangga Cina, berhadapan dengan negara raksasa ini sangatlah
menakutkan. Namun mereka tidak sendiri. Bagi Filipina,
keberanian itu dimungkinkan karena keyakinan bahwa Amerika
Serikat bahkan mungkin Jepang, takkan membiarkan Cina menjadi kekuatan hegemoni
di Laut cina selatan.
Faktor AS dan Jepang serta Indonesia pada tingkat tertentu menjadikan Cina hanya berani main gertak saja. Persoalannya, main gertak ini kalau justru merunyamkan masalah bisa-bisa terlibat bentrokan terbatas, sesuatu yang bakal mempersulit kerja sama mengelola potensi sumber daya alam di Laut cina selatan. Lebih-lebih penyelesaian masalah kedaulatan. Vietnam, terlebih Filipina, memang telah bersekutu dengan AS. Secara eksplisit, pemerintah AS menyatakan akan melindungi Filipina, berkaitan dengan sengketa perairan Laut China Selatan. Justru, "kembalinya" AS dalam percaturan politik kawasan Asia Timur ini akan menciptakan munculnya politik perimbangan kekuatan klasik. Kembalinya AS ini merupakan upaya pemindahan poros kebijakannya, dari sebelumnya lebih mengarah ke Timur Tengah, menuju Asia. Dalam majalah Foreign Policy (November 2011), Menlu AS waktu itu Hillary Clinton secara eksplisit mengatakan, "masa depan politik akan ditentukan di Asia, bukan di Afghanistan atau Irak, dan Amerika Serikat akan beraksi tepat di tengahnya." Ini menunjukkan bahwa AS tidak main-main dan dinilai perlu untuk melindungi kepentingan nasional negara-negara sekutunya. Para pengamat maupun pengambil kebijakan perlu cermat membaca politik kawasan. Sepanjang sejarah Asia Timur, konflik besar seperti Perang Korea, Perang Vietnam dan krisis Selat Taiwan pecah karena keterlibatan AS. Oleh sebab itu, kita patut bersikap obyektif dalam melakukan penilaian mengenai, siapa aktor yang paling mungkin memecah belah kesatuan kawasan.
Faktor AS dan Jepang serta Indonesia pada tingkat tertentu menjadikan Cina hanya berani main gertak saja. Persoalannya, main gertak ini kalau justru merunyamkan masalah bisa-bisa terlibat bentrokan terbatas, sesuatu yang bakal mempersulit kerja sama mengelola potensi sumber daya alam di Laut cina selatan. Lebih-lebih penyelesaian masalah kedaulatan. Vietnam, terlebih Filipina, memang telah bersekutu dengan AS. Secara eksplisit, pemerintah AS menyatakan akan melindungi Filipina, berkaitan dengan sengketa perairan Laut China Selatan. Justru, "kembalinya" AS dalam percaturan politik kawasan Asia Timur ini akan menciptakan munculnya politik perimbangan kekuatan klasik. Kembalinya AS ini merupakan upaya pemindahan poros kebijakannya, dari sebelumnya lebih mengarah ke Timur Tengah, menuju Asia. Dalam majalah Foreign Policy (November 2011), Menlu AS waktu itu Hillary Clinton secara eksplisit mengatakan, "masa depan politik akan ditentukan di Asia, bukan di Afghanistan atau Irak, dan Amerika Serikat akan beraksi tepat di tengahnya." Ini menunjukkan bahwa AS tidak main-main dan dinilai perlu untuk melindungi kepentingan nasional negara-negara sekutunya. Para pengamat maupun pengambil kebijakan perlu cermat membaca politik kawasan. Sepanjang sejarah Asia Timur, konflik besar seperti Perang Korea, Perang Vietnam dan krisis Selat Taiwan pecah karena keterlibatan AS. Oleh sebab itu, kita patut bersikap obyektif dalam melakukan penilaian mengenai, siapa aktor yang paling mungkin memecah belah kesatuan kawasan.
Sumber :
http://www.theglobalreview.com/content_detail.php?lang=id&id=8910&type=4#.UyAZvM5U0bV diakses tanggal 10 Maret 2014
http://hidayatpratama.blogspot.com/2012/03/uraian-singkat-tentang-kepulauan.html diakses tanggal 10 Maret
http://www.academia.edu/3988963/Kebijakan_Luar_Negeri_Indonesia_Terkait_Konflik_Laut_Cina_Selatan diakses tanggal 12 Maret 2014
Pola Ancaman Yang Mungkin Terjadi dari Dampak Kebijakan ZEE Indonesia
Nama : Wiji Astuti
NPM :170410130021
Pola
Ancaman Yang Mungkin Terjadi dari Dampak Kebijakan ZEE Indonesia
Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) adalah zona yang luasnya 200 mil
dari garis dasar pantai, yang mana dalam zona tersebut sebuah negara pantai
mempunyai hak atas kekayaan alam di dalamnya, dan berhak menggunakan kebijakan
hukumnya, kebebasan bernavigasi, terbang di atasnya, ataupun melakukan
penanaman kabel dan pipa. Indonesia juga memiliki ZEE yang sudah
ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1960tentang Perairan
Indonesia, cakupan yang meluas sampai 200 mil laut dari garis pangkal dari mana
lebar Laut Teritorial Indonesia diukur. Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia
berbatasan langsung dengan wilayah laut 10 negara tetangga, yaitu, India,
Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Papua Niugini, Australia,
Timor Timur, dan Palau. Indonesia sebagai Negara kepulauan yang mempunyai
posisi yang strategis, terletak di antara dua benua dan dua samudera,
menyebabkan Indonesia mempunyai peranan penting dalam lalu lintas laut, tetapi
posisi tersebut selain menguntungkan juga membahayakan bagi Indonesia sendiri,
baik dalam bidang sosial, ekonomi, kebudayaan, maupun pertahanan dan keamanan.
Penetapan batas wilayah perairan Indonesia dengan 10 negara
tetangga di atas belum diselesaikan secara tuntas, yang baru dilaksanakan
adalah penetapan batas-batas landas kontinen dan sebagian batas-batas laut
territorial serta ZEE, bahkan ada yang belum melaksanakan perjanjian dan
penetapan dengan Indonesia mengenai batas-batas wilayah lautnya. Terkecuali,
Indonesia dengan Australia yang penetapan batas wilayah lautnya telah
diselesaikan secara lengkap. Kondisi seperti ini yang menyebabkan timbulnya
konflik perebutan wilayah laut antara Indonesia dengan Negara-negara yang berbatasan
seperti contoh kasus yang sebelumnya pernah terjadi, yaitu, kasus Sipadan,
Ligitan, dan Ambalat. Konflik-konflik tersebut yang dapat menimbulkan
ketidakstabilan dan mengganggu pembangunan perekonomian pada wilayah tersebut.
“Sekarang dengan Filipina tinggal masalah ZEE, karena memang
di wilayah maritim ada klaim yang tumpang tindih. Bukan ada persengketaan,
tetapi belum terlaksana saja masalah perbatasan ini, mudah-mudahan ada
kemajuan,” kata Marty Natalgawa. Persoalan batas ZEE sangat memengaruhi sektor
kelautan dan perikanan Indonesia. Pemerintah mencatat ada 202 nelayan Filipina
yang tertangkap sedang melaut di perairan Indonesia. Kasus macam ini sering
ditemui dan belum ditemukan jalan keluarnya. Bisa kita lihat dari persoalan di
atas bahwa peran pemerintah dalam mengatasi masalah ini tidak terlalu tegas.
Kelalaian dari pemerintah seperti ini memberikan kerugian terhadap Negara
Indonesia yang cukup besar, kenapa? Sumber daya alam sebagai kekayaan Indonesia
yang berada di wilayah Indonesia yang menjadi hak milik Indonesia diambil dan
dicuri begitu saja oleh Negara tetangga. Masalah yang serius seperti ini sampai
sekarang belum ditemukan titik terang untuk menyelesaikannya. Ini dikarenakan
pemerintah terlalu sibuk dengan urusannya sendiri, seperti apa yang kita tahu
Indonesia akhir-akhir ini sibuk dengan masalah politik, keuangan, dan hal-hal
yang berkaitan lainnya. Kita sebagai warga Indonesia tentunya merasa terganggu
dengan adanya berita-berita yang mengatakan wilayah perairan Indonesia dimasuki
oleh armada kapal nelayan dari Negara asing untuk mengambil hasil laut
Indonesia dan juga dimasuki oleh kapal-kapal perang yang datang untuk menguasai
wilayah yang semestinya menjadi hak Indonesia. Selain merasa terganggu kita
juga pasti marah terhadap Negara asing yang tidak lain adalah Negara tetangga
kita sendiri yang berusaha menguasai wilayah perairan dan pulau-pulau kecil dan
juga terpencil yang tidak sedikit memiliki sumber daya alamnya. Tetapi, apa
yang bisa kita lakukan untuk mempertahankan Negara kita yang tercinta ini?
kita hanya bisa melakukan hal-hal yang kecil namun bermanfaat buat Indonesia
kedepannya, mungkin hal yang paling sederhana yang dapat kita lakukan adalah
menjaga segala jenis sumber daya alam yang berada disekitar kita agar tetap terjaga
kelestariannya, contohnya seperti hewan-hewan laut dan terumbu karang. Kita
tidak boleh sepenuhnya berharap kepada pemerintah, karena pemerintah juga tidak
terlalu tegas dalam menyikapi masalah ini.
Selain konflik di atas, masih banyak konflik lain yang
berhubungan dengan batas wilayah Indonesia dan Negara-negara tetangga. Seperti
kasus Ambalat yang sudah tidak asing lagi di telinga warga Indonesia, masalah
ini sampai sekarang belum terpecahkan dan dibiarkan begitu saja sampai
berlarut-larut, tidak ada gerak sedikitpun dari pemerintah untuk menyelesaikan
kasus ini, baik dari pemerintah Malaysia maupun Indonesia sendiri. Kasus-kasus
lainnya adalah perompakan, pembajakan, eksplorasi dan eksploitasi sumber daya
alam secara illegal serta pelanggaran lain di wilayah perairan Indonesia. Sudah
tidak diragukan lagi permasalahan di atas dapat menggoroti kedaulatan dan
kehormatan kita sebagai bangsa Indonesia.
Dikarenakan begitu tingginya kasus-kasus pelanggaran dan
kegiatan illegal di wilayah laut Indonesia ini, mengakibatkan Indonesia
mengalami kerugian dan pelecehan kehormatan Negara oleh pelaku asing kegiatan
illegal yang menanggap laut Indonesia adalah daerah yang tidak bertuan. Sungguh
menyakitkan Indonesia memperoleh predikat itu. Kita sebagai warga Indonesia
tidak boleh diam saja, kita harus melakukan sesuatu yang bisa mempertahankan
nama baik Indonesia di dunia. Oleh sebab itu, seluruh komponen bangsa harus
bersatu padu dan all-out menyatakan perang terhadap segala
bentuk pelanggaran dan kegiatan illegal di tanah air tercinta melalui penguatan
dan pengembangkan kemampuan pertahanan keamanan (hankam) di wilayah laut
Indonesia.
Dengan demikian, jika wilayah kedaulatan dan yurisdiksi kita
selalu diganggu atau digerogoti oleh Negara-negara tetangga, maka eksistensi
dan kehormatan kita sebagai bangsa Indonesia mengalami ancaman serius.
Pengamanan dan penegakan kedaulatan wilayah Negara yang paling jitu adalah
melalui kombinasi pendekatan ekonomi dan pendekatan hankam (pertahanan
keamanan). Untuk itu ada tiga agenda besar yang harus pemerintah Indonesia
laksanakan sesegera mungkin. Pertama adalah penyelesaian batas wilayah laut
Indonesia dengan Negara-negara tetangga. Kedua adalah penguatan dan
pengembangana kemampuan hankam nasional dilaut, khususnya di wilayah laut
perbatasan. Dan yang ketiga adalah memakmurkan seluruh wilayah perbatasan
Indonesia dengan berbagai kegiatan pembangunan secara efisien, berkelanjutan,
dan berkeadilan atas dasar potensi sumber daya alam.
Sumber : http://hobiakwn.blogspot.com/2011/12/penetapan-zee-indonesia-yang-belum.html
Diakses tanggal 30 Maret 2014
Essay Biaya Politik, Mata Kuliah Ekonomi Politik
BIAYA
POLITIK JELANG PEMILU DALAM PERSPEKTIF PUBLIC CHOICE
ESSAY
OLEH
:
WIJI
ASTUTI
170410130021
ILMU
PEMERINTAHAN
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
PADJADJARAN
2014
Biaya politik merupakan isu yang hangat
diperbincangkan jelang pemilu, biaya politik diperhitungkan makin mahal seiring
dengan banyaknya orang yang ingin menduduki posisi wakil rakyat. Indonesia
membutuhkan pemimpin yang memiliki kemampuan, kualitas, moral dan emosional
yang baik, bila biaya politik sangat tinggi mungkinkah pemimpin yang terbaik
itu muncul karena banyak hambatan sistem
politik yang tidak terbuka bagi mereka yang punya kapasitas tetapi terhalang
biaya politik tinggi maka kita perlu mengarahkan untuk mengandalkan kemampuan
bukan uang untuk menjadi pemimpin. Biaya politik juga sering kali dipersamakan
dengan politik uang apalagi sebagai masyarakat awam ada yang bependapat jika
tidak diberi uang tidak akan memilih, dan sebaliknya akhir-akhir ini ada slogan
yang mengatakan ambil uangnya jangan pilih orangnya. Kita sebagai pemilih juga
harus tahu apa itu politik uang yang terlarang dengan biaya politik itu sendiri.
Politik uang itu sendiri yaitu ketika seorang calon mengeluarkan uang untuk sesuatu yang tidak berhubungan langsung
untuk berkomunikasi dengan masyarakat, misalnya memberikan uang untuk “berkumpul”
agar si calon dapat memperkenalkan diri
dan mendapatkan suara, persepsi saya bahwa tindakan tersebut sudah menjadi
bentuk lain dari pembelian suara. Tak heran ini bukan malah mengatasi masalah
dalam masyarakat malah menambahnya dengan perbuatan curang yang berujung pada
tindak korupsi bila si calon terpilih, karena ingin mengembalikan biaya politik
yang dekeluarkannya selama kampanye. Jika suatu perilaku buruk dibiasakan dan dianggap wajar,
maka perilaku buruk tersebut akan menjadi perilaku yang menetap dan dianggap
biasa-biasa saja. Politik uang yang dianggap wajar tanpa
disadari telah menjadi tradisi buruk perpolitikan di negeri ini. Pastinya,
politik uang mencederai sebuah cita-cita dan idealisme politik. Politik uang
menghambat proses penciptaan lembaga Negara yang bersih dan bertanggung jawab. Wajar
jika rakyat awam tidak dapat membedakan antara biaya politik dan politik uang,
namun apabila seorang calon wakil rakyat yang tidak tahu itu saya rasa tidaklah
pantas, melihat kenyaataannya ketika saya melihat suatu program televisi yang
mengusung debat calon wakil rakyat, dari kelima calon wakil rakyat dari semua
jawabannya kurang bisa membedakan antara biaya politik dan politik uang itu
sendiri. Apa yang harus kita perbuat untuk melakukan sebuah perubahan adalah
bagaimana seharusnya menyikapi fenomena yang terjadi saat ini, menurut teori
pilihan public, Menurut Samuelson & Nordhaus (1995) teori
pilihan publik ialah salah satu cabang ilmu ekonomi
yang mempelajari bagaimana pemerintah membuat keputusan yang terkait dengan
kepentingan masyarakat (publik). Teori pilihan publik dapat digunakan untuk
mempelajari perilaku para actor politik maupun sebagai petunjuk bagi
pengambilan keputusan dalam penentuan pilihan kebijakan publik yang paling
efektif. Yang menjadi subjek dalam telaah pilihan publik adalah pemilih, partai
politik, politisi, birokrat, kelompok kepentingan, yang semuanya secara
tradisional lebih banyak dipelajari oleh pakar-pakar politik. Dalam model
pilihan publik, politik tidak dipandang sebagai arena permainan yang
memungkinkan terjadinya pertukaran di antara
warga Negara, partai-partai politik, pemerintah
dan birokrat. Seperti halnya dalam permainan olahraga dan permainan pasar
ekonomi, permainan dalam pasar politik juga memiliki aturan-aturan yang harus
dipatuhi dan para pemain dengan tujuan utama memenangkan pertandingan. Aturan
yang harus diikuti dalam permainan politik adalah konstitusi dan sistem
pemilihan. Adapun yang menjadi pemain dalam pasar politik adalah para pemilih
sebagai konsumen dan pembeli barang-barang publik, dan wakil rakyat sebagai
legislatif atau politikus yang bertindak layaknya seorang wirausahawan yang
menginterprestasikan permintaan rakyat terhadap barang-barang publik dan
mencarikan jalan sekaligus memperjuangkan agar barang-barang publik tersebut
sampai pada kelompok-kelompok pemilih yang memilih mereka dalam pemilihan. Bila
kita gambarkan pemilu itu sebagai pasar dimana rakyat adalah penjual barang dan
calon wakil rakyat adalah pembeli, atau bisa dikatakan bahwa rakyat mempunyai
hak suara dan calon wakil rakyat ingin membelinya itu seharusnya ada aturan
yang tegas dimana seorang calon wakil rakyat tidak boleh membeli suara rakyat
dengan “sembarangan”, tapi harus tunjukan kapasitas kepemimpinnannya
sebagaimana yang saya kemukakan sebelumnnya. Setelah saya kemukakan sebelumnya
bahwa biaya politik tinggi ataupun politik uang itu sangat membahayakan dan
menghambat kemajuan bangsa, maka sebenarnya kita sendirilah sebagai mahasiswa
yang menjadi ujung tombak perubahan, karena pada saat ini mediapun sudah tidak
lagi bersikap netral karena banyaknya calon wakil rakyat sendiri yang mempunyai
media massa tersebut sehingga arah politiknya lebih condong pada pemilik media
massa tersebut. Adapun di antara
faktor-faktor penyebab terjadinya politik uang antara lain: Tidak adanya
komitmen para pejabat, pegawai, kelompok tertentu, dan sebagian masyarakat
dalam memegang keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tidak adanya komitmen pejabat, pegawai,
atau sebagaian masyarakat dalam memegang niali-nilai moral misalnya: jujur,
berkata benar. Keinginan
untuk memperoleh jabatan secara instan. Dampak yang ditimbulakan oleh adanya praktek politik uang di
antaranya adalah: Korupsi, ini merupakan dampak terbesar dari adanya praktek politik uang,
karena ini merupakan salah satu cara para pejabat yang terpilih untuk
mengembalikan biaya-biaya pada saat pemilu adalah dengan cara korupsi. Atau bisa kita
katakan korupsi dilakukan untuk mengembalikan modal yang telah di investasikan
ketika melakukan kampanye. Merusak tatanan Demokrasi Dalam konsep
demokrasi kita kenal istilah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.Ini berarti rakyat berhak menentukan
pilihannya kepada calon yang di kehendakinya tanpa ada intervensi dari pihak lain. Namun dengan adanya praktek politik uang maka semua itu solah dalam
teori belaka. Karena masyarakat terikat oleh sebuah parpol yang memeberinya uang dan
semisalnya. Karena sudah diberi uang masyarakat merasa berhutang budi kepada
parpol yang memberinya uang tersebut, dan satu-satunya cara untuk membalas jasa
tersebut adalah dengan memilih/mencoblos parpol tersebut. Sehingga motto pemilu yang bebas, jujur,
dan adil hanya sebuah kata-kata yang terpampang di tepi-tepi jalan tanpa pernah
di realisasikan. Akan makin tingginya biaya politik Dengan adanya praktek politik uang , maka sebuah parpol
di tuntut untuk lebih memeras
kantong, mengingat sudah terbiasanya masyarakat dengan pemberian uang dan
barang lainnya atau bisa kita
katakan parpol yang lebih banyak mengeluarkan biaya akan keluar menjadi
pemenang. Oleh karena itu parpol-parpol tersebut akan berusaha memberikan uang
dan semisalnya kepada
masyarakat melebihi parpol pesaingnya, agar masyarakat memilihnya.
Sebenarnya biaya politik dapat ditekan apabila para calon wakil rakyat dapat
berhubungan baik dengan konstitue bukan hanya pada saat akan pemilihan, namun
jauh-jauh hari dari itu untuk menunjukan kapasitasnya sebagai pemimpin dan juga
untuk mengetahui apa sesungguhnya yang dibutuhkan rakyat dari pemerintah,
sehingga dengan hal tersebut dapat bersinergis dengan perannya sebagai wakil
rakyat untuk menyampaikan suara rakyat untuk dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan. Kalau dalam sistem pemilu terbuka saja biaya politik itu sangat
tinggi bagaimana sistem pemilu tertutup yang dilakukan dalam internal partai
sendiri, itu tak jauh berbeda pasalnya setiap calon wakil rakyat yang ingin
mendapat nomor teratas harus mengeluarkan dana besar kepada petinggi parpol.
politik yang berbiaya tinggi itu akan semakin mendegradasi makna dan pengertian
politik. Politik tidak lagi sebagai seni menggunakan kekuasaan untuk melayani
rakyat, melainkan seni menggunakan kekuasaan untuk memperkaya diri sendiri dan
kroni. Dan inilah yang sedang terjadi dan dianut oleh banyak orang. Terus
terang, harus ada koreksi terhadap sistem demokrasi kita. sistem demokrasi
sekarang sangat bertolak-belakang dengan cita-cita demokrasi yang diusung para
pendiri bangsa. Bung Karno pernah berulangkali menegaskan, demokrasi hanyalah
alat untuk mencapai cita-cita kemakmuran rakyat. Artinya, kalau praktek
demokrasi itu bertolak-belakang dengan cita-cita kemakmuran rakyat, berarti
harus diganti. Kita harus tahu garis pemisah yang jelas antara biaya politik
dengan politik uang. Dan pemerintah juga harus memberikan peraturan yang jelas
tentang pemisahannya dan penegakan hukum terhadap parpol yang melanggarnya. Sementara
itu kita harus juga berkontribusi, usaha yang dapat dilakukan mahasiswa yaitu misalnya
membuat surat kabar mahasiswa tanpa keberpihakan pada pihak manapun
(netralitas) mengadakan kajian politik pada lembaga kemahasiswaan agar tidak
terombang ambing pada isu yang ada, tetap membela yang benar tidak membela yang
bayar. Selanjutnya informasikan kepada rakyat agar mereka mengetahui siapakah
pemimpin yang layak untuk mengatur nasib mereka. Setelah lahir mahasiswa yang
memiliki idealisme kuat maka mahasiswa telah siap terjun dalam pemilu. Dalam
memilih para pemimpin bangsa , berpihaklah pada pemimpin yang apik bukan
pemimpin yang mengkhianati rakyat. Pemimpin yang tidak memiliki wajah munafik
saat membicarakan nasib rakyat. Tidak hanya ikut serta dalam proses pemilihan,
namun juga mahasiswa diharapakan ikut mengawasi jalannya pemilu. Mungkin itu
adalah suatu perubahan kecil yang bisa membawa dampak besar bagi bangsa kita. Dan kita sebagai generasi
penerus bangsa jangan sampai merasa lelah untuk membawa perubahan yang lebih
baik.
Daftar Pustaka
Rachbini, Didik J. 2006. Ekonomi politik dan teori
pilihan publik. Bogor : Ghalia
http://hikari30.wordpress.com/tag/essay-peran-mahasiswa-dalam-pemilu-2014/ diakses tanggal 5 April 2014
http://politik.kompasiana.com/2014/02/04/politik-uang-dan-biaya-politik-apa-bedanya-sih-632616.html diakses tanggal 6 April 2014
http://obrolanpolitik.blogspot.com/2013/03/menelisik-sumber-biaya-politik-indonesia.html diakses tanggal 7 April 2014
http://sahabudinrasyid.blogspot.com/2012/06/makalah-politik-uag-money-politic.html diakses tanggal 7 April 2014
Tugas Review Buku Munculnya Elit Modern Di Indonesia, Robert Van Niel
Nama : Wiji Astuti
Npm : 170410130021
Judul buku : Munculnya Elit Modern Indonesia
Judul Asli : The Emergence of the Modern Indonesian Elite
Penulis :
Robert van Niel
Penerjemah : Ny. Zahara Deliar Noer
Penerbit :
PT Dunia Pustaka Jaya
Tahun :
2009 (Cetakan kedua)
Tebal :
368 Halaman
Pulau
jawa bagian kekuasaan belanda pada tahun 1900 secara praktis berada dalam
urusan tangan menteri urusan jajahan yang menjalankan politik umum kolonial,
pada waktu itu semua partai politik belanda bersepakat untuk menggantinya
menjadi politik kolonial yang berprikemanusiaan. Sistem tanam paksa di jalankan
namun kemudian gagal karena tekanan korupsi didalamnya kemudian mencuat berita
dan pengecaman atas hal itu, di antaranya oleh Baron Van hoevell dan E. Dowes
Dekker. Pada tahun 1820an telah banyak masyarakat Eropa sehingga timbulah
secara eksklusif dipandang dari sudut lain jawa, golongan ini prihatin atas
kemakmuran rakyat Indonesia yang menurun, dan menuntut otonomi lokal. Pada
tahun 1900an politik penjajahan berubah
menjadi poitik etis, karena dianggap lebih bisa diterima dari pada sebelumnya
karena dianggap lebih mengusahakan kemakmuran dan otonomi, namun kemudian
dugaan atss hal itu politik etis hanya suatu trik atas tuntutan luar negri.
Pada tahun 1900 pemerintah Belanda Memerintah secara tidak langsung namun
kemudian demi untuk memenuhi tuntutan pemerintah maka pemerintah Hindia Belanda
lebih berhubungan dengan rakyat, meskipun komunikasi itu dilakukan atas
perantara pembantu-pembatu mereka, Kehidupan Indo Eropa bisa dikatakan lebih
baik dari pada pribumi pada masa itu atau bisa disebut golongan menengah namun
demikian mereka terombang ambing dalam keeping-keping kehidupan masyarakat
Hindia-Belanda, dalam struktur masyarakat Hindia- Belanda masa 1900an terdapat pula
orang Cina dan Arab keduanya lebih
kepada berjiwa dagang, orang Cina atau Tionghoa, dan orang dengan sebutan Arab
yang mencakup Timur dekat, Timur jauh, dan termasuk India Muslim. Sedangkan
orang Indonesia sendiri terbagi kedalam dua golongan yaitu petani dan priyai.
Pada 1900an Pemerintah Belanda lebih menunjukan perhatiannya kepada pribumi
dalam bidang pendidikan meskipun golongan elit saja yang diizinkan sekolah.
Politik Etis negeri Belanda kurang dihubungkan dengan prinsip-prinsip moral
tetapi lebih berdasarkan keuangan dengan negri Induk dan Jajahan. Sebagai perwujudan
politik etis tersebut, atas prakarsa pidato-pidato dan tulisan-tulisan “Bapak
politik Etis” Van Deventer maka negri Induk harus melunasi utang budinya
terhadap negri jajahan namun pada saat itu parlemen menolak memberikan dana negri
jajahan dengan Cuma-Cuma maka negri jajahan hanya diberikan kredit sebesar
empat puluh juta gulden. Pelaksana politik etis J.Abendanon yang dengan bantuan
istrinya menumbuhkan semangat dan rangsangan pada angkatan muda juga
berkorespondensi dengan Raden Ajeng Kartini
yang memberikan suatu titik cerah emansipasi wanita, perubahan sosial di
Indonesia selain dari politik etis juga gagasan unifikasi dan asosiasi untuk memperkokoh
seluruh sitem penjajahan, dan orang Eropa yang melakukan usaha asosiasi dengan
cara mengirimkan putra-putra dari keluarga terkemuka untuk mengikuti pendidikan
Eropa tak lain adalah Snouck Hurgronje. Organisasi Budi Utomo telah muncul
sebagai upaya atas persatuan namun kemudian dalam organisasi ini terdapat
perbedaan paham radikal dan konservatif seperti dr. Cipto dan Suwardi keluar
mencari penyokong terhadap tujuan-tujuannya yaitu W.F.E Douwes Dekker. Dowes
dekker tidak hanya cukup menyuarakan masyarakat dalam bidang jurnalistik,
konsepnya berjalan terus walaupun ia dibuang pada tahun 1913, konsep tentang
persamaan gaji antara Eropa dan Pribumi. Gambaran Menurut Furnivall tentang
tekanan yang ada di desa, perasaan KeIslaman pada abad keduapuluh telah
menunjukan bahwa Islam bukan hanya sekedar agama tetapi tuntunan hidup, sebagai
suatu pertahanan terhadap tekanan-tekanan sosial pemerintah memulai usahanya meneruskan
usaha Kristen dikepulauan nusantara ini. Diantaranya dengan surat “Edaran
Pasar” dan “Edaran Mingguan”, Penyerang dari pihak oposisi Islam yaitu
organisasi Muhamadiyah yang didirikan oleh H.Ahmad Dahlan. Kemudian lainnya
yaitu Sarekat Islam muncul atas prakarsa H.Samanhudi dan Raden Mas
Tirtoadisuryo namun kemudian hubungan keduanya tidak berjalan baik dan
H.Samanhudi mencari seorang penyusun organisas dagangnya diSolo kemudian
pilihannya jatuh kepada Umar Said Cokroaminoto, Kemudian organisasi Sarekat
Islam ditangan Cokroaminoto mengajukan untuk mendapatkan pengakuan resmi, citra
agama yang membuat organisasi ini begitu tumbuh dengan pesat dan memiliki
cabang dikota-kota besar. Gubernur Idenburg pengusul politik etis yang tangguh
ia melihat perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat Hindia-Belanda, ia
menaruh kesangsian pada Sarekat Islam yang telah meminta Status resmi, apakah
organisasi ini merupakan bahaya bagi pemerintah yang sah?. Perang Dunia I
(1914-1918) sangat mempengaruhi negri Induk dan koloni-koloninya, hubungan
Belanda dan Hindia Timur menjadi berkurang karena Inggris menjadi penguasa
lautan. Tak adanya komunikasi yang tetap telah memberikan kebebasan yang lebih
besar kepada Gubernur jendral dalam ketentuan dan kebijakan. Keberhasilan
Sarekat Islam dikalangan masyarakat Hindia-Belanda faktor utamanya adalah citra
islam yang menjadi besi berani menarik para anggota. Diakhir jabatannya
Gubernur Jendral Idenburg memberikan legalisasi kepada sarekat islam. Tak
berapa lama sebelum badan sentral sarikat islam diberi status hukum,
keanggotaannya telah diperbesar oleh seorang modernisasi islam Haji Agus Salim,
sebelumnya ia bekerja di pemerintah Belanda sebagai penyelidik kemudian ia
menyatakan berhenti dari Pemerintah Hindia-Belanda dan masuk Sarekat Islam.
Kongres nasional pertama Sarekat Islam (Juni 1916) dan Sidang Kedua (Oktober
1967) terjadi peristiwa yang menimbulkan sentiment dan cenderung membawa sarekat Islam supaya
langsung menjalankan aksi politik. Di Hindia Timur mereka yang menginginkan
pertahanan yang lebih kuat telah membentuk komite pertahanan Hindia. Sarekat
Islam merasa bahwa keinginan belanda mendorong rakyat Indonesia kedalam
angkatan bersenjata itu merupakan alat yang dapat dipergunakan untuk mendapat
kedudukan yang lebih kuat didalam hirarki sosial, Sarekat Islam hanya dapat
menyatakan dukungan terhadap masuknya orang Indonesia kedalam dinas militer.
Kongres kedua sarekat Islam, terbukanya pekerjaan pada kantor pemerintah untuk
semua orang yang sesuai tanpa memandang perbedaan ras, penghapusan pajak
kepala, unifikasi peraturan hukum pidana penghapusan tanam paksa. Membuat
pimpinan sarekat islam bahwa tuntutan mereka telah dipenuhi. Ketika kongres
nasional kedua berlangsung, di Neraca terbit
suatu program dasar sarekat islam yang menggambarkan dengan agak jelas dan
condong pada sosialisme, mereka dengan jelas menunjukan kearahmana sarekat
islam sedang bergerak, yaitu kearah mempercepat konflik dimana dasar realitas
hubungan ekonomi dan sosial Hindia Timur akan ditentang. Penggolongan masyarakat
Hindia timur kedalam tiga golongan yaitu Eropa, Bumi putra, dan Timur Asing
yang diundangkan tahun 1919. Akibat langsung dari politik pemerintah ini
mendorong gerakan organisasi Indonesia kegaris yang lebih radikal. Apabila
terdapat sikap-sikap baru orang Indonesia, ini dianggap sebagai modofikasi saja
dari pemikiran sebelumnya. Selama tahun 1920-an anggota Sarekat Islam menurun
dengan cepat. Sebagian, sebagaimana telah disebutkan, disebabkan
kerusakan-kerusakan yang berhubunngan dengan pemerintah dan karena beberapa
pemimpin organisas imendapat reputasi yang tidak baik, akan tetapi sebagian
juga di pengaruhi oleh sikap masa bodoh para anggotanya. Faktor-faktor ini di
tingkatkan oleh kenyataan, bahwa pada sepuluh tahun sebelumnya pemerintah telah
jauh bertindak untuk memenuhi kinginan-keinginan dan membatasi
kesukaran-kesukaran yang pada dasarnya telah di perhatikan oleh Sarekat Islam.
Untuk membentuk suatu kelompok politik yang tangguh pemimpin-pemimpin Sarekat
Islam telah memasuki aktivitas sarekat buruh. Hal ini membuat mereka langsung
berkompetisi dengan pemimpin-pemimpin komunitas, yang beberapa orang di
antaranya tetap menjadi anggota Islam. Sarekat Islam mengadakan reorientasi
dirinya ke arah dua macam program aksi. Pertama, kembali pada pokok-pokok
ajaran islam, tetapi lebih dari yang sudah-sudah, menekankan kesatuan dan
kerjasama semua kaum muslim suatu konsep yang biasanya dinamakan Pan Islamisme.
Partai komunisme yang sama sekali tidak mengharapkan sesuatu dari pemerintah,
berminat dalam politik pemerintahan hanya dalam politik pemerintahan hanya
sepanjang dimunginkan untuk melakukan penyimpangan dan bertambahnya unsur-unsur
ketidakpuasan, karena disinilah komunis berusaha mendapatkan dukungan dari
mereka. Dengan kembalinya Samaun dari Rusia partai ini mulai di bina kembali.
politik pemerintah cukup membangkitkan ketidak puasan sehingga membuat
kelompok-kelompok tertentu menerima doktrin dari komunis, lebih daripada yang
sudah-sudah, tetapi pendukung utama komunis tetap datang dari unsur revolusioner di daerah perkotaan. Elit fungsional pada
umumnya malahan tetap berada di dalam lingkungan hidup Indonesia, tetap
menerima pendidikan yang terbaik dari barat. Ide yang ada adalah agar mereka
bergerak keatas, ke arah elit, dan agar elit pada gilirannya turun ke bawah
pada masa itu, jadi mengadakan hubungan dan membentuk sintesa budaya akan
merangkum semua masyarakat Indonesia, dan bukan semua penduduk Hindia Timur.
Proses ini di mulai dengan adanya dewan kabupaten di satu pihak dan perluasan
otonomi desa di pihak lain. Sekali di mengerti bahwa kebijakan politik baru
Kolonial berlandaskan pengakuan atas dualisme, pemerintah dengan politik baru
ini menyetujui sepenuhnya tentang aktivitas Sutomo dengan menggabungkan diri
sebagai satu jalan untuk memajukan orang Indonesia yang berorientasi Barat.
Tujuan dan maksud dari politik baru tersebut tidak semuanya menjadi kenyataan,
tergantung kepada sejumlah faktor yang berada di luar lingkup studi ini. Tidak
akan pernah dapat di tentukan kapan politik baru ini dengan dualismenya akan
dapat berhasil dalam memecahkan masalah Kolonial, baru saja politik baru ini
berjalan, depresi dunia datang menyala. Depresi menghancurkan rencana dan
kebijaksanaan di segala bidang. Namun pada saat perumusannya, politik baru
merupakan usaha yang tulus dalam mencari jawaban terhadap salah satu masalah
bagaimana menghadapi tanah jajahan.
Subscribe to:
Posts (Atom)