Wednesday, 30 April 2014

Tugas Sistem Sosial Indonesia Review Buku Robert Mirsel Teori Gerakan sosial



Nama :  Wiji Astuti
NPM   : 170410130021
         
Judul Buku      : Teori Pergerakan Sosial                                
Penulis             : Robert Mirsel
Penerbit           : Resist Book
Tahun              : 2004
Tebal               : 270 Halaman
Sejak Tahun 1941, muncul berbagai teori gerakan sosial, yang menunjukan bahwa teori itu masih dalam pengujian terus menerus, yang lebih jauh mengungkapkan bahwa belum adanya teori yang pas dalam sosiologi gerakan kemasyarakatan, Buku ini memusatkan perhatian pada Perang Dunia II hingga akhir 1990an. Menjelaskan tentang hubungan teori dengan kenyataan fenomena-fenomena yang terus berubah dengan cepat. Unsur kontinuitas dalam teori dan orientasi nilai pada periode-periode sesudah perang dunia II. Keyakinan dan tindakan yang tak terlembaga yang dilakukan atau menghalangi perubahan didalam sebuah masyarakat. Sebagaian gerakan yang tidak terlembaga yang tidak berlaku dan diterima secara umum, namun diantara pengikut dan pendukung memiliki konsensus yang menjadi karakteristik atau ciri dari sebuah gerakan sosial. Perubahan dalam bidang pengetahuan, tekanan internal dan eksternal. Tekanan internal adalah suatu teka-teki yang tidak bisa menjawab fenomena yang ada, sedangkan tekanan internal dan eksternal sendiri terbagi menjadi dua yaitu, aliran-aliran pemikiran dan perubahan didalam fenomena itu sendiri dalam studi gerakan kemasyarakatan sulit diberikan batasabn antara subjek dan objek yang menjadi cirri khas bidang ilmu pengetahuan karena fenomena-fenomena yang dipelajari (yakni gerakan-gerakan) mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap aktivitas intelektual, seperti Marxisme dan Feminisme yang bukan saja sebagai ideologi dari sebuah gerakan tetapi juga sebagai cara berfikir yang memberikan dampak yang luas terhadap ilmu-ilmu sosial. Pada periode pertama gerakan kemasyarakatan lebih menekankan pada aspek irasional yang dipengaruhi Nazisme di Jerman, Fasisme di Italia dan Jepang, Stalinisme di Uni Soviet dan McCarthyisme di Amerika Serikat. Prototipe pertama dari perilaku kolektif yang terjadi di Amerika Serikat Seperti, Main hakim sendiri dan rasis terhadap kaum negro menjadi orientasi nilai umum gerakan kemasyarakat bersifat negative pada saat itu. Para ilmuan sosial merasa terdorong untuk memahami sisi irasional dan intoleran dari perilaku intoleran dari perilaku kerumunan guna memerangi rasisme dalam segala bentuknya. Periode pertama studi tentang gerakan kemasyarakatan berlangsung dari tahun 1940-1960an, penekanan pada aspek irasional studinya didominasi oleh beberapa paradigma yang saling berhubungan yakni, paradigma psikologi sosial umum, paradigm psikoanalisis yang lebih spesifik, paradigma perkumpulan missal dan paradigm tingkah laku kolektif, ruang lingkup sejarah gerakan kemasyarakatan yang berkembang di Amerika Serikat dan Eropa Barat. Karakter dari gerakan-gerakan kemasyarakatan dan rezim-rezim pergerakan merupakan salah satu alasan mengapa studi tentang gerakan kemasyarakatan pada periode ini menekankan aspek irasionalitas setiap gerakan yang muncul, sosiologi dan ilmu-ilmu sosial lainnya telah mulai mencoba menjawab persoalan-persoalan tentang hakekat masyarakat modern sebagai suatu keseluruhan. Periode pertama gerakan kemasyarakatan ditandai oleh adanya titik temu bersama antara beberapa kekuatan, yakni pertama, pandangan yang negative mengenai gerakan kemsyarakatan dengan muncul peran nazisme, fasisme, stalinisme dan McCarthyisme dan perlawanan terhadap kerusuhan rasial, etnosentrisme dan main hakim sendiri. Periode kedua berawal dari tahun 1960an sampai sekarang ditandai dengan adanya penekanan pada tindakan rasional didalam pemaksaan-pemaksaan yang bersifat struktural dipengaruhi oleh model-model psikologi sosial, munculnya paradigm ketegangan struktural kemudian paradigm ini digabungkan lalu pada batas tertentu diganti oleh paradigm marxis dan paradigma penggalangan sumber daya, di Amerika Serikat. Muncul aneka ragam melawan perang Vietnam melahirkan pula aktivime perdamaian dan dukungan terhadap dekolonialisasi. Periode kedua datangnya sebuah masa generasi baru para sosiolog. Tahun 1960an merupakan sebuah periode pertumbuhan profesi, sejalan dengan meningkat pesatnya angka kelahiran, mobilitas sosial kedunia akademis, dan perluasan program-program pascasarjana. Tema-tema dalam gerakan kemasyarakatan periode kedua yaitu hubungan dengan organisasi, cara untuk mencapai tujuan biasanya rasional, aktivitas gerakan organisasinya memobilitas. Paradigm ketegangan struktural yang menempatkan ketegangan pada tingkat lebih dari sekedar pengalaman individual. Teori perampasan relative, model ini mengemukakan bahwa ketegangan ditanggapi dalam proses perbandingan yaitu bahwa gerakan-gerakan kemasyarakatan terbentuk jika orang-orang melihat diri mereka relative terampas dibanding dengan kelompok acuan, mobilitas sumber daya dan teori terkait sebagai terobosan besar pertengahan 1960an yang secara praktis menyingkirkan Ambiguitas yang muncul didalam model ketegangan struktural selama ini. Organisasi-organisasi gerakan mencoba menjangkau para konstituen dan menghimpun para pengikut sebanyak mungkin kaum professional dalam gerakan kemasyarakatan memainkan peran penting dalam sebuah organisasi gerakan, karena menjelang akhir abad ke20 semua masyarakat adalah masyarakat yang berciri organisasi. Yang menuntut keahlian teknis tingkat tinggi. Lingkungan hidup gerakan kemasyarakatan yang mencakup semua infrastruktur sosial yang sudah ada lebih dahulu sebelum lahirnya sebuah gerakan, termasuk pula peluang-peluang dan tekanan-tekanan yang diterapkan oleh sistem politik teori marxis dan analisi sejarah yang merupakan paradigm ketiga pada periode kedua, yang menghubungkan struktur-struktur yang ada dengan kapitalisme sebagai bentuk sosial. Jurnal-jurnal yang berisi pemikiran sosialis dan marxis menyumbangkan analisis berkelanjutan tentang gerakan kemasyarakatan.  Pergeseran telah berlangsung pada periode ketiga gerakan kemasyarakatan, kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh gerakan-gerakan yang muncul pada 1960an dan 1970an yang menyebabkannya, gerakan-gerakan ditahun 1960an mengalami kesulitan-kesulitan yang cukup berarti yang menyebabkan berkurangnya penilaian-penilaian positif dan optimistik terhadap gerakan-gerakan itu sendiri.  Rezim-rezim yang dibangun berdasarkan gerakan revolusioner menghadapi masalah, sehingga tindakan perampasan kekuasaan secara revolusioner merupakan satu-satunya jalan untuk menjamin keberhasilan suatu gerakan kemasyarakatan. Tipe-tipe baru gerakan kemasyarakatan menghadapi tantangan terhadap pandangan Marxis dan liberal-pluralis mengenai gerakan kemasyarakatan, seperti tercermin dalam pundamental keagamaan, neo-nazisme, dan gerakan-gerakan ultra-nasionalis. Gerakan-gerakan keamasyarakatan yang muncul pada periode ini seperti revolusi yang bercirikan sosialis, gerakan-gerakan dekolonisasi, gerakan  menuntut hak-hak sipil di Negara-negara maju, menemukan bahwa keberhasilan mereka pada masa awal memicu lahirnya “arus balik” dan gerakan-gerakan tanding. Para penganut teori mobilitas sumber daya telahmemperlakukan gerakan tanding dengan cara yang terlalu reduksionistis. Yang perlu digarisbawahi adalah sebuah transformasi yang menjauh dari produksi missal yang menghasilkan industry-industri didalam ekonomi pasar maju.  Gerakan-gerakan kemasyarakatan baru disambut baik oleh sejumlah kalangan teoritis gerakan kemasyarakatan di Eropa. Gerakan-gerakan tersebut menimbulkan penggalan yang dapat menghentikan keberlangsungan Negara dan keberfungsian badan-badan yang ada didalamnya namun member peluang untuk lahirnya organisasi yang bisa ambil bagian dalam bentuk-bentuk pembaharuan. Gerakan-gerakan dan konstituensi dan kelompok-kelompok kepentingan yang hanya menaruh perhatian pada satu isu seperti mobilitas anti penggunaan bus umum di boston, pembentukan serikat-serikat para pemilik properti yang menolak membayar pajak, lahirnya kelompok-kelompok yang menolak pengawasan atas senjata api, dan muncul gerakan anti-aborsi dilihat sebagai kekuatan utama didalam budaya politik Amerika serikat. Tanpa sengaja banyak dari para pembaharu berhaluan liberal tanpa sengaja memberikan sumbangan bagi terbukanya struktur-struktur partai, dan dengan memberi arti penting pada proses penjaringan bakal calon dalam sebuah pemilihan umum. Pada tahun 1980-an cirri ke-kanan-an aktivitas gerakan kemasyarakatan mulai menonjol. Upaya-upaya masa lampau untuk mendefinisikan kemajuan, rasionalitas, dan nilai-nilai universal diyakini telah tercemar oleh rasisme dan seksisme, dan dalam kasus tertentu terkandung pula didalamnya unsur ketakterarahan serta ilusi. Di kampus-kampus batas antar jurusan mulai mengabur dan pokok-pokoknya melebur pada bidang-bidang baru seperti studi-studi tentang kaum perempuan, tentang kebudayaan, tentang kelompok-kelompok etnis, dan sebagainya. Feminism yang tujuan awalnya bersifat liberal dan berorientasi pada persamaan namun orientasi seksual punya potensi radikal serupa sebagai basis identitas kolektif. Konfliknya yang paling intens berlatarbelakang pada refresentasi atau keterwakilan dalam media dan diskursi lainnya. Sebab, adanya ketidaksamaan dalam hal kekuasaan bukan semata-mata terungkap didalam diskursi melainkan juga nyata terbentuk didalam diskursi itu sendiri. Beberapa kesamaan penting lintas periode, yakni kesinambungan selama 60 tahun terakhir. Yaitu adanya dua unsur yang menjadi titik pusat perhatian periode ini, yaitu batasan mengenai cabang sosiologi gerakan kemasyarakatan dan asumsi-asumsi utamanya, yang bertahan sepanjang tiga periode, pertama : adanya consensus berkelanjutan mengenai batasan tentang gerakan kemasyarakatan yang diartikan sebagai proses perubahan, dan sebagai tantangan noninstitusional terhadap lembaga-lembaga resmi. Kedua : Setiap gerakan kemasyarakatan bermain bersama dengan ketegangan antara keagenan dan struktur. Ketiga : bidang sosiologi gerakan kemasyarakatan selalui ditandi oleh adanya kebutuhan untuk memperluas melampaui batas-batas sosiologi. Pada bagian ke II buku ini memuat catatan-catatan bibliografi yang terdiri dari tiga bab yaitu pertama teori-teori gerakan kemasyarakatan menyangkut problem-problem dan isu-isu teoritis tertentu, tentang isu-isu dan teoritis tertentu dengan cakupan yang luas. Kedua, gerakan kemasyarakatan dalam konteks waktu, ringkasan mengenai buku-buku dan artikel-artikel yang meneliti konteks historis dari gerakan-gerakan kemasyarakatan. Ketiga, gerakan kemasyarakatan dalam konteks waktu, gerakan kemasyarakatan didalam sebuah Negara atau kawasan. Pada akhir buku ini, penulisnya memberikan pesan pada pembaca untuk bisa pula mengembangkan minat terhadap gerakan-gerakan kemasyarakatan dalam internet, baik untuk riset atau locus aktivisme sosial.

No comments:

Post a Comment