Friday 9 January 2015

Sadgenic

Mungkin aku bisa menitip mata pada burung gereja.
Dilangit sebelah mana aku bisa melihatmu. Berjalan sendiri mencari aku.
Dari dulu aku cemburu pada hujan.
Dia lebih dulu menyentuh kamu.
Sementara aku di balik gerimis.
Menabung detik yang membissu.
Kusimpan setiap nada rerintik hujan di telingaku.
Kugubah melodi rindu.
Ketika kau datang, dengar saja lewat pelukku.
Kita hanya sepasang sepi yang bersulang di cangkir sendiri-sendiri.
Sebelum yang tersisa hanya ampas kopi,
aku atau kamu, akan menghampiri, karena jariku tak mampu menghitung kebahagiaan, butuh jemarimu untuk melengkapi.
Dibalik hati yang berkemarau panjang, ada daun rindu yang akan segera gugur di bibir.
Di senja itu, aku dan kamu sama-sama hadir.

No comments:

Post a Comment